Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Selama masa libur Hari Raya Idul Fitri lonjakan wisatawan terjadi di Pantai Gemah, Tulungagung. Bahkan wisatawan yang datang mencapai ribuan orang dengan persentase kenaikan 100 persen.
Humas Pengelola Pantai Gemah, Purnomo mengatakan pada libur lebaran tahun ini, jumlah wisatawan di Pantai Gemah mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Hari Minggu (8 Mei 2022) kemarin tercatat sudah ada 5.000 wisatawan yang datang ke Pantai Gemah,” kata Purnomo kepada Bacaini.id, Senin, 9 Mei 2022.
Menurutnya, wisatawan yang datang rata-rata berasal dari luar Tulungagung seperti dari Kediri, Blitar, Ponorogo, Nganjuk, Malang hingga Pacitan. Jumlah wisatawan itu kemungkinan masih bisa bertambah, karena hasil penghitungan tersebut dilakukan saat Pantai Gemah sudah ditutup.
Purnomo menjelaskan, lonjakan wisatawan di Pantai Gemah merupakan imbas dari pelonggaran kebijakan pemerintah selama libur lebaran. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kenaikan jumlah wisatawan mencapai 100 persen, mengingat selama dua tahun pandemi, semua aktivitas dibatasi.
“Tapi kalau dibandingkan dengan sebelum pandemi, bisa dikatakan masih menurun. Kalau dulu sebelum pandemi, jumlah wisatawan yang datang pada masa libur lebaran bisa mencapai 10.000 orang,” jelasnya.
Diungkapkannya, dalam tujuh hari libur lebaran, jumlah pengunjung terbanyak terjadi pada hari Kamis, 5 Mei 2022 sekitar 8.600 orang dan hari Sabtu, 7 Mei 2022 sebanyak 8.000 sekian orang. Sedang jumlah pengunjung paling sedikit terhitung sebanyak 3.000 orang.
“Meskipun pengunjung tidak sebanyak sebelum pandemi, tapi lonjakan ini sudah cukup membantu perekonomian masyarakat, terutama yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di Pantai Gemah,” ungkapnya.
Sementara itu, Titik, salah satu pedagang ikan bakar di Pantai Gemah menambahkan sejak dua hari lebaran, dia sudah merasakan dampak dari lonjakan pengunjung. Bahkan sempat dalam satu hari, dagangannya langsung diborong habis oleh wisatawan yang datang.
“Omset yang saya dapat bisa mencapai Rp 5 juta. Satu hari saya bisa menjual ikan bakar sampai 50 kilogram,” akunya.
Meskipun penjualan meningkat drastis, usahanya ini sempat terkendala minimnya stok ikan. Hal ini disebabkan karena tangkapan ikan dari nelayan berkurang, sehingga stok ikan yang dimilikinya terbilang sedikit.
“Untung masih ada stok simpanan, ada sekitar 400 kilogram,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira