• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, July 19, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Mitos Kampung Mati di Nganjuk, Malapetaka Datang Jika Pantangan ini Dilanggar

ditulis oleh Editor
13/07/2023
Durasi baca: 2 menit
628 20
0
Mitos Kampung Mati di Nganjuk, Malapetaka Datang Jika Pantangan ini Dilanggar

Salah satu rumah yang masih berdiri di kampung mati Dusun Sokoliman. Foto: Bacaini/Asep Bahar

Bacaini.id, NGANJUK – Di tengah hutan Dusun Sokoliman, Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Nganjuk terdapat kampung mati yang disakralkan oleh warga. Mitos berkembang, wilayah itu hanya boleh ditempati tiga KK dan jika dilanggar maka akan datang malapetaka.

Disebut sebagai kampung mati, akses menuju Dusun Sokoliman terbilang ekstrem. Sepanjang jalan setapak terdapat tanjakan, turunan, hingga kelokan tajam di tengah hutan, diapit lebatnya pepohonan besar. Bahkan, jarak dengan pemukiman terdekat masih sekitar tiga kilometer.

Seorang karyawan PerumPerhutani KPH Nganjuk, Susilo menceritakan bahwa Dusun Sokoliman ditinggal penghuninya secara berangsur-angsur sejak lima tahun lalu. Kampung di tengah hutan itu semakin sepi, karena warga memilih pindah ke pemukiman yang lebih ramai.

“Kebanyakan karena anak-anak yang tidak tega melihat orang tuanya tinggal di tengah hutan. Di sana tidak ada penerangan, akses jalan juga sulit, apalagi kalau hujan,” kata Susilo mengawali ceritanya kepada Bacaini.id, Kamis, 13 Juli 2023.

Pria yang juga aktif di Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (Kota Sejuk) ini mengungkapkan, Dusun Sokoliman belum teraliri listrik. Saat malam tiba, warga mengandalkan penerangan dari lampu minyak, atau senter meskipun jarang.

Sementara saat siang hari warga beraktivitas di sawah yang jaraknya hanya beberapa langkah saja dari rumah. Kini, di kampung mati hanya tersisa dua bangunan rumah berdinding kayu lapuk dengan atap genting berlumut.

Rumah diantara pepohonan serta tanaman yang sebagian tampak mengering itu tidak sepenuhnya kosong. Masih terdapat perabotan rumah tangga usang dan berdebu di dalamnya, seperti lemari kayu, meja kayu, pawonan juga gentong dari tanah liat.

“Memang masih ada yang datang. Mereka ke Sokoliman hanya untuk bertani, rumah yang ada sekedar untuk istirahat setelah kerja di sawah lalu ditinggal lagi,” ungkap Susilo.

Keberadaan kampung mati tidak lepas dari mitos yang berkembang dan masih dipercaya hingga sekarang. Sokoliman tidak boleh dihuni lebih dari tiga KK, jika dilanggar, malang bakal menimpa penghuninya.

Mitos itu diperkuat dengan kisah satu keluarga yang mengalami sakit-sakitan hingga meninggal dunia. Satu keluarga yang baru menggelar pernikahan dianggap melanggar pantangan, karena sejak mereka datang, jumlah KK di dusun sakral itu terhitung lebih dari tiga.

“Saya dengar, kejadian seperti itu pernah terjadi dua kali, tahun 1976 dan 1983. Warga percaya, bila melanggar pantangan, maka akan datang melapetaka. Seperti cerita satu keluarga yang meninggal dunia,” tandas Susilo.

Berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga, di Dusun Sokoliman terdapat punden yang disakralkan warga. Di dalam cungkup berdinding kayu itu terdapat enam makam. Biasanya warga datang untuk berziarah, nyadran atau bersih desa.

Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: dusun sukolilo nganjukkampung matimitos sakralurban legend
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Katak Bertaring Spesies Baru Temuan BRIN di Kalimantan

Katak Bertaring Spesies Baru Temuan BRIN di Kalimantan

Imigrasi Kediri Tangkap WNA Jepang dan Yaman

Imigrasi Kediri Tangkap WNA Jepang dan Yaman

Bebas Tahun ini, 2 Napiter Lapas Tulungagung Ikrar Setia NKRI

Napiter di Lapas Tulungagung Bebas dengan Kawalan Densus 88

  • DPRD Kabupaten Blitar Nilai Bazar Ramadan Tingkatkan Ekonomi Kerakyatan

    Anggota DPRD Blitar Dilaporkan Telantarkan Anak dan Istri, BK: Diproses!

    717 shares
    Share 287 Tweet 179
  • KPK di Blitar Lanjut Periksa Saksi Korupsi Hibah APBD Jatim, Siapa Ketar-ketir?

    1073 shares
    Share 429 Tweet 268
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15415 shares
    Share 6166 Tweet 3854
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16593 shares
    Share 6637 Tweet 4148
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10864 shares
    Share 4346 Tweet 2716

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112