Bacaini.ID, KEDIRI – Gus Im lebih dulu menyukai genre musik rock dan blues.
Sementara Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), kakak kandungnya lebih dulu menikmati musik klasik, baru kemudian blues.
Tidak heran jika Gus Im begitu tergila-gila dengan dewa gitar Jimi Hendrix. Di rumahnya, poster Jimi terpasang besar-besar.
Ia juga terpikat dengan potongan lirik lagu Purple Haze Jimi Hendrix: Excuse me while I kiss the sky (Permisi, biarkan aku mencium langit).
Saat peluncuran kumpulan puisinya yang berjudul Bunglon, ia buka dengan lagu Indonesia Raya dengan iringan gitar tunggal.
Gus Im terinspirasi Jimi Hendrix saat membawakan lagu kebangsaan Amerika di panggung Woodstock pada tahun 1969.
Aku penyair tanggung
Kau birokrat ulung
Aku mengutip kata, membuang uang
Kau membuang kata, mengutip uang
Lahir 30 Oktober 1953 di Jakarta dengan nama Hasyim Wahid, bagi Gus Im para musisi flower generation layak untuk dikagumi.
Terutama lirik-liriknya yang menurutnya mewakili semangat perlawanan zaman.
Jimi Hendrix, Bob Dylan, Led Zeppelin dan Janis Joplin adalah sebagian dari para pahlawan musiknya. Ia juga menikmati Metallica dan raungan suara Axl Guns n Roses.
Pada sebuah acara Metallica Night di sebuah klub, Gus Im terlihat asyik bernyanyi sembari menyalakan pemantik api.
Gus Im dengan penampilan nyentriknya juga dikenal sebagai kutu buku. Seorang pembaca buku yang antusias yang melebihi Gus Dur.
Pikiran Mahatma Gandhi diakrabinya sejak remaja. Juga dilahapnya puisi-puisi Pablo Neruda, penyair cum penulis besar Chili.
Gus Im pernah belanja buku-buku asing hingga merogoh kocek ratusan juta. Rampung dibaca, sebagian buku dengan enteng dibagi-bagikan pada teman-temannya.
Penyuka batu akik, keris, dan klenik ini juga dikenal jago matematika dan aljabar. Teknik Kimia ITB pernah jadi tempat kuliahnya.
Juga Psikologi dan Ekonomi UI (Universitas Indonesia). Namun Gus Im tidak merampungkan semuanya. Katanya, nggak cocok saja.
Gus Im terkenal dekat dengan para aktivis Pro Demokrasi angkatan 80-an dan 90-an. Menemani sekaligus banyak membimbing para aktivis muda NU.
Pengetahuannya tentang geopolitik di atas rata-rata dan selalu disampaikan dengan metode brainstorming serta dialog mendalam.
Namun sosoknya selalu misterius. Tidak pernah tersorot lampu depan panggung. Gus Im sengaja memosisikan diri berdiri di belakang layar.
“Im adalah adikku yang paling susah dimengerti,” kata Gus Dur suatu ketika.
Pada Sabtu 1 Agustus 2020 silam, Hasyim Wahid atau Gus Im, putra KH Wahid Hasyim, cucu Hadratusyeikh Hasyim Asy’ari menutup mata.
Gus Im dimakamkan di komplek Ponpes Denanyar Jombang, Jawa Timur.
Pada Sabtu 2 Agustus 2025 malam, digelar haul Gus Im yang ke-5 dengan mengusung tema Haul Intelektual dan Gerakan di Bandung Jawa Barat.
Penulis: Solichan Arif