Bacaini.ID, KEDIRI – Strawberry Generation atau generasi stroberi awalnya muncul sebagai istilah dalam bahasa China untuk menyebut anak muda Taiwan yang lahir pasca tahun 90’an.
Angkatan ini dianggap sebagai generasi bermental mentega, lembek, sulit bekerja keras sekaligus tidak tahan menghadapi tekanan sosial.
Istilah generasi stroberi menurut James Gwee, motivator kenamaan Indonesia, merujuk pada buah stroberi yang memiliki karakteristik cantik tampilannya namun rapuh, mudah rusak jika ditekan.
Generasi stroberi sebenarnya merupakan hasil dari kondisi atau era yang telah berubah di mana orangtua pada masa itu telah mencapai kestabilan ekonomi.
Sebagian besar orangtua juga memiliki pendidikan tinggi dengan budaya anak sedikit, sehingga anak-anak lebih cenderung dimanjakan dengan fasilitas dan cara pengasuhan yang lembut.
Akibatnya, anak-anak tumbuh dengan segala kemudahan dan kesulitan mengatasi masalah ketika beranjak dewasa. Tidak heran jika kemudian generasi ini menjadi rentan dengan masalah kesehatan mental.
James Gwee dalam konten parenting di Parentsafe Asia, menyarankan orangtua untuk lebih tegas dan keras dalam mendidik anak-anaknya agar tidak menjadi generasi stroberi.
Mengajarkan anak-anak agar mandiri terutama dalam kebutuhan pribadi mereka. Selain itu, tidak membela anak jika melakukan kesalahan.
Pesan James Gwee ini merujuk pada maraknya orangtua yang justru menyalahkan guru atau pihak sekolah jika anak mereka didisiplinkan lantaran bandel.
Sikap orang tua yang terlalu melindungi anak justru menjadikan anak bermental “lembek” dan cenderung memiliki masalah kesehatan mental saat beranjak dewasa karena sulit menyelesaikan masalah sendiri.
Hal ini terbukti dengan hasil penelitian University College London yang mengatakan bahwa tingkat depresi gen Z dua per tiga lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Gen Z merupakan generasi yang lahir di akhir 90-an hingga awal 2000-an. Generasi ini seringkali dianggap sebagai angkatan kelahiran yang paling bermasalah dengan kesehatan mental dan perilaku.
Namun generasi stroberi ini juga memiliki kelebihan yang harus diapresiasi. “Stroberi” yang cenderung pemalas dan enggan bergerak ini biasanya lebih tanggap pada urusan teknologi.
Mereka memiliki kreativitas yang unik dan canggih dalam bersosial media. Begitulah generasi stroberi.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif