Bacaini.ID, KEDIRI – Complex Post-Traumatic Disorder. Sebuah kondisi di mana seseorang memiliki trauma kompleks dengan gejala pikiran yang negatif.
C-PTSD lebih dikenal sebagai gangguan psikologis akibat paparan trauma yang berulang.
Pemicunya sering dimarahi oleh orang tua, maupun perlakuan dari pengasuh yang membuat trauma.
Sepintas memang terlihat sepele, namun jika terjadi berulang akan memiliki dampak yang kompleks.
Misalnya orang tua yang terus mengecilkan pencapaian anak, namun berlangsung secara terus menerus. Dampaknya akan terbawa hingga anak dewasa.
Menurut panduan dari chanel Youtube dr. Jiemi Ardian, Sp, KJ, berikut gejala yang bisa dikenali.
Disregulasi Emosi
Gejala ini jadi penyebab tumbuh kembangnya masalah. Perilakunya seperti sulit menganalisis emosi, mudah marah, tiba-tiba menangis, atau cenderung memiliki rasa malu yang mendalam.
Relasi Interpersonal
Orang C-PTSD cenderung sulit memiliki hubungan interpersonal yang sehat.
Dampaknya selalu merasa sendirian ketika dalam keadaan ramai, komunikasinya seringkali tidak sehat atau tidak stabil.
Pandangan Negatif terhadap diri sendiri
Perasaan-perasaan diri sendiri tidak cukup baik, selalu merasa bersalah, merasa tidak cukup untuk orang lain, dan dunia jadi lebih baik tanpa ada dirinya. Hal ini dimulai pada pada traumatis yang berulang.
Flashback
Kerap melamun dan bahkan memunculkan memori sendiri sehingga emosi terpicu dan itu mengganggu.
Re-Experiencing trauma
Melakukan hal sama terhadap trauma yang pernah dialami. Misalnya anak atau pasangan jadi pelampiasan, sehingga hal yang sama terulang.
Bagaimana seorang C-PTSD bisa sembuh dari traumanya?
Seorang pengidab C-PTSD tidak bisa hanya melupakan dan memaafkan seolah tidak terjadi apa-apa. Emosinya tidak akan hilang karena hanya diredam.
Dikutip dari healthline melalui cara ini seseorang bisa terlepas dari trauma:
Psikoterapi
Psikoterapi melibatkan berbicara dengan terapis, baik sendiri atau kelompok.
Ada jenis psikoterapi seperti tes perilaku kognitif atau CBT, terapi perilaku dialektis (DBT).
Hal itu dapat membantu mengembangkan mengatasi stress dan menjalani hubungan interpersonal dengan orang lain secara sehat.
Pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR)
Dalam sesi EMDR, seorang profesional kesehatan akan meminta seorang C-PTSD memikirkan momen traumatis sambil menggerakkan mata sisi.
Seiring perkembangan waktu momen ini akan membuat tidak peka terhadap pikiran traumatis.
Obat
Penggunaan obat dengan dosis sesuai anjuran dokter. Obat yang digunakan untuk C-PTSD di antaranya sertraline (Zoloft), paroxetine (Paxil), fluoxetine (Prozac).
Penulis: Eka
Editor: Solichan Arif