Bacaini.id, JOMBANG – Wabah PMK yang tidak kunjung tertangani membuat relawan Banser Tanggap Bencara (Bagana) Kecamatan Diwek, Jombang tergerak. Mereka mengunjungi peternak dan membagikan jamu herbal sebagai obat untuk sapi yang terjangkit PMK.
Dengan mengenakan APD para relawan ini sebelumnya menyemprotkan desinfektan di setiap kandang sapi di Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang. Baru selanjutnya meminumkan jamu herbal itu secara langsung kepada sapi yang terjangkit PMK.
“Yang membuat kami terdorong untuk melakukan kegiatan ini karena banyaknya sapi peternak yang terinfeksi PMK. Bahkan seminggu ini ada dua sapi dan kambing yang mati di sini,” kata Dansatkoryon Diwek, Syamsul Huda kepada Bacaini.id, Kamis, 16 Juni 2022.
Puluhan relawan ini berkeliling mendatangi satu persatu kandang sapi milik peternak Desa Pandanwangi. Peternak juga mendapatkan sejumlah jamu herbal kemasan botol yang diproduksi sendiri oleh relawan Bagana.
Menurut Huda, jamu yang terbuat dari rempah-rempah ini diyakini bisa menjadi obat untuk sapi yang mengalami gejala berlendir hingga sapi yang tidak bisa berjalan.
“Jadi jamu ini bisa dibilang obat tradisional lah,” imbuhnya.
Disebutkannya, jamu tersebut terbuat dari bahan rempah-rempah seperti jahe, air kelapa dan beberapa dedaunan yang kemudian direbus dengan susu khusus. Setelah semua bahan tercampur, jamu itu didiamkan terlebih dahulu.
“Saat sudah dingin, jamu herbal dimasukkan ke dalam botol dan kami bagikan kepada peternak secara sukarela,” terangnya.
Sugianto salah satu peternak mengaku senang dengan bantuan jamu yang diberikan secara gratis oleh relawan Bagana. Dia mengaku sejak wabah PMK merebak, harga ternak sapinya cenderung turun. Apalagi, pria ini memang berbisnis sapi untuk penggemukan.
“Jadi setelah berat badan sapi cukup dan harganya menguntungkan ya langsung saya jual. Sekarang ini tawarannya menurun, dari harga normal Rp20 juta, sekarang hanya laku sekitar Rp14 juta,” keluhnya.
Sapi miliknya memang sempat ada yang terinfeksi PMK. Belajar dari itu, Sugianto terus melakukan pencegahan dengan memberikan obat tradisional. Menurutnya, selama ini dia belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
“Mau tidak mau ya saya usahakan sendiri obatnya, karena penularannya sangat cepat,” bebernya.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugioto menyebutkan jumlah kasus PMK masih terus bertambah. Data per hari ini, Kamis, 16 Juni 2022 tercatat sebanyak 2.818 kasus PMK.
“Dari jumlah itu 1.545 kasus sembuh, 76 mati dan 61 dipotong paksa oleh peternaknya sendiri,” sebutnya.
Agus menambahkan, hingga saat ini Pemkab Jombang terus melakukan penanganan terhadap hewan ternak yang terjangkit PMK sekaligus melakukan tindakan pencegahan penularan secara masif.
“Kita juga masih menunggu dropping vaksin PMK,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira