Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa di Desa/Kecamatan Ngunut memiliki pabrik kerajinan logam tertua di Tulungagung, bahkan Jawa Timur. Pabrik yang telah beroperasi sejak tahun 1950-an ini masih bertahan sekaligus menjadi langganan para pejabat.
Pabrik kerajinan logam tertua tersebut kini dikelola oleh Murtadji sebagai usaha warisan dari ayahnya. Tentu saja, dia telah belajar banyak perihal dunia logam dari sang ayah.
“Sejak kecil saya sudah melihat ayah bekerja cetak logam seperti ini. Selain melihat, saya juga ikut belajar cetak logam dari beliau. Ayah saya sakit parah hingga akhirnya meninggal tahun 1967,” kata Murtadji ditemui di pabriknya, Kamis, 22 September 2022.
Sebelumnya, Murtadji sempat bekerja di perusahaan jasa atribut TNI di Ngunut saat usianya masih 16 tahun. Hingga sepeninggal ayahnya pada tahun 1967 dia lah yang dimandat untuk meneruskan usaha keluarganya itu.
Pabrik logam tertua milik keluarga Murtadji ini juga menjadi satu-satunya pabrik yang memiliki cetakan logam sendiri. Secara otomastis perusahaan ini menjadi pioneer perusahaan logam lain di wilayah Tulungagung.
“Perusahaan logam yang lain akhirnya ikut belajar dan banyak yang menjalin kerja sama,” ujarnya.
Meski menjadi pioneer, bukan berarti perusahaan turun temurun ini terus menerus berjalan mulus. Pabrik logam ini mengalami masa puncak pada tahun 1980an ketika masih belum ada industri lain yang menjadi saingan.
Menginjak tahun 1990, sejumlah perusahaan logam di Tulungagung mulai tumbuh dan menjadi saingan. Namun, pabrik logam keluarga Murtadji tetap bertahan dengan hasil produksi yang berbeda, mulai dari bahan-bahan yang asli dari teknisi dan juga dari bentuk atau hasil produksinya.
“Kalau di pabrik lain banyak yang operasional dari tangan kedua, bukan dari teknisi sendiri. Sehingga tidak memiliki original produk,” terangnya.
Jika dihitung-hitung Murtadji telah mengelola pabrik yang bernama CV Logam Indonesia ini selama 54 tahun. Konsumennya pun tersebar di seluruh penjuru tanah air dari berbagai kalangan, mulai dari kapolres, kapolda, wali kota maupun bupati.
Bahkan, mantan Kapolri, Tito Karnavian pernah memesan atribut ke pabrik milik Murtadji karena hasil produksinya terbuat dari bahan yang sudah terjamin kualitasnya, seperti emas dan juga kuningan.
Laki-laki lanjut usia itu mengatakan, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pernah datang dan memesan atribut ke pabriknya. Dia mengaku senang bukan kepalang, karena dapat melayani para pejabat daerah.
“Kita bisa bertahan sampai sekarang karena produk yang kita bikin memang lebih bervariasi. Kalau harga tentu tergantung bahan, bisa ratusan ribu hingga jutaan,” sebutnya sambil memamerkan atribut ASN hasil produksi pabriknya.
Murtadji menceritakan bahwa pabrik miliknya ini menerima cetak barang yang terbuat dari logam selain atribut ASN. Terbaru, CV Logam Indonesia memproduksi alat-alat traffic light yang dipesan dari perusahaan pemegang tender. Terdapat puluhan traffic light yang masih dalam proses produksi mulai dari pembuatan hingga pengecatan.
Di luar kehebatan perusahaannya, Murtadji mulai mengkhawatirkan keberlangsungan pabriknya. Dia mengaku belum mendapatkan seseorang yang akan menjadi penerusnya kelak. Dari tujuh anaknya sebagian tidak memiliki ilmu dalam mengelola perusahaan dan ada juga yang belum tertarik mengelola perusahaan turun temurun itu.
“Saya berharap ada anak saya yang dapat meneruskan perusahaan saya ini. Namun bila tidak ada, terpaksa orang luar yang dapat saya percayai,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira