TULUNGAGUNG – Perjalanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung menjadi rumah sakit terbaik tingkat dunia tak lepas dari peran dr. Iskak. Dialah peletak dasar perdokteran modern di Tulungagung sejak era penjajahan.
Besarnya peran dr. Iskak inilah yang selalu dikenang seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung hingga sekarang. Karena itu para peringatan Hari Ulang Tahun RSUD dr. Iskak ke-103 yang jatuh pada tanggal 9 November, mereka berziarah ke makam dr. Iskak.
“Kita meneladani beliau (dr.Iskak), agar semangat kita terpupuk kembali dalam melayani masyarakat,” kata Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Sp.B., FINACS saat memimpin ziarah.
Supriyanto mengatakan peringatan HUT RSUD dr. Iskak tahun ini berlangsung berbeda dengan tahun sebelumnya yang meriah. Seluruh karyawan rumah sakit dan masyarakat Indonesia sedang prihatin mengadapi pandemi Covid-19 yang belum usai.
Di tengah situasi sulit ini, berziarah ke makam para leluhur dan peletak dasar RSUD dr. Iskak dianggap tepat untuk membangun kembali semangat para karyawan. “Dulu para pendiri mengawali semuanya dengan keterbatasan. Semangat inilah yang harus dimiliki di era sekarang untuk berbuat lebih baik dan dahsyat,” kata Supriyanto.
Prestasi yang diraih RSUD dr. Iskak Tulungagung saat ini, menurut Supriyanto, adalah buah dari kerja keras dan dedikasi seluruh karyawan rumah sakit. Salah satunya dengan dinobatkannya RSUD dr. Iskak sebagai rumah sakit terbaik dunia pada kongres World Hospital Federation di bulan November 2019.
Tak hanya membanggakan masyarakat Tulungagung, prestasi itu membawa harum Bangsa Indonesia di kancah internasional. Sekaligus pembuktian bahwa prestasi tinggi bisa diraih oleh rumah sakit pemerintah dari daerah, seperti Tulungagung.
Penghargaan dari dalam negeri juga mengalir kepada RSUD dr. Iskak Tulungagung. Diantaranya penobatan rumah sakit terbaik oleh Kementrian PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, penghargaan dari BPJS Kesehatan, serta MAPLUS Hermawan Kertajaya. Rumah sakit ini dianggap mampu menterjemahkan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai program Nawacita Presiden Joko Widodo.
Sementara itu keluarga almarhum dr. Iskak, Sri Kresnawati mengapresiasi perkembangan RSUD dr. Iskak saat ini. Apa yang telah diraih RSUD dr.Iskak ini sesuai dengan cita-cita almarhum untuk memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada masyarakat. “Semoga RSUD dr. Iskak menjadi lebih berkembang,” ujar Sri Kresnawati yang tak lain keponakan almarhum dr. Iskak.
Sosok dr. Iskak
Lahir di Tulungagung pada 19 April 1913, dr. Iskak adalah putra kedua (dari empat bersaudara) pasangan Moenandar dengan Askamah. Namun sejak kecil Iskak diasuh oleh kakak ayahnya, Abdoel Moentalib yang tidak memiliki putra kandung.
Iskak memilih Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Dia berhak menyandang gelar dokter sejak Agustus 1943. Atau saat berusia sekitar 30 tahun. Begitu lulus bekerja di bagian interne RSUP Jakarta hingga Oktober 1943. Dr Iskak sering berpindah tugas.
Pada November 1943 hingga Agustus 1945 ia pindah kerja di Rumah Sakit Tentara Jepang (Rikugun Byoin) Magelang. Di rumah sakit itu hanya ada dua dokter yang orang Indonesia. Yakni dr Iskak dan dr Harjono. Lainnya merupakan dokter asal Jepang. Maklum, saat itu Indonesia sedang dijajah Jepang. Berkecamuknya perang kemerdekaan menggugah jiwa nasionalisme Iskak muda. Bersama pemuda Indonesia lain, dr Iskak ikut berperang mengusir Jepang dari bumi Indonesia.
Hingga akhirnya, Soekarno-Hatta mengumandangkan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945. Setelah Indonesia Merdeka dr Iskak bekerja di kalangan ABRI dengan pangkat Mayor Kesehatan. Pada September 1945 bertugas di Tulungagung. Pertempuran Surabaya juga diikuti dr Iskak. Saat itu dirinya bersama pasukan yang dipimpin Mayor Singgih, bagian dari Resimen Kediri di bawah komando Kolonel R Soerachmad, mendapat tugas untuk menghadapi ultimatum Pasukan Sekutu.
Pasukan berangkat pada 9 November 1945. Mereka bertempur di seputar Petemon, Surabaya. Pertempuran Surabaya yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan dimenangkan RI. Usai pertempuran yang heroik itu, dr Iskak dipindahkan ke Resimen 16 Kediri. Sesuai bidangnya, dr Iskak bekerja sebagai dokter di resimen tersebut. Tepatnya menjabat wakil Kepala Kesehatan Resimen 16 Kediri. (ADV)