Bacaini.ID, KEDIRI – Kurma di Indonesia banyak diproduksi dari Kabupaten Lombok Utara (KLU), Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kurma yang berasal dari wilayah Kecamatan Bayan dan Kayangan diketahui dikembangkan sejak tahun 2018, setelah gempa besar mengguncang Lombok.
Iklim KLU yang kering dengan curah hujan rendah, sekitar 800-1.200 mm/tahun, tanah berpasir di kaki Gunung Rinjani mirip dengan habitat asli pohon kurma di Timur Tengah.
Saat ini tercatat sekitar 1000 hektar lahan kurma produktif tersebar di KLU, dengan sentra utama di Desa Sukadana, Akar-Akar, dan Loloan.
Mulanya banyak petani mencoba menanam kurma tropis jenis Barhee, Khalas, hingga Medjool karena terinspirasi keberhasilan kurma serupa di Thailand dan Malaysia.
Satu pohon kurma dewasa rata-rata mampu menghasilkan 50-80 kg buah per musim panen (Juli-September).
Kurma Lombok dikenal berkualitas cukup baik. Rasa manisnya tergolong tinggi (brix 35-40) dengan tekstur daging buah yang tebal. Secara ukuran memang masih kalah besar ketimbang kurma Arab Saudi atau Tunisia.
Baca Juga:
- Ini Kurma Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas, Salah Satunya Favorit Kanjeng Nabi
- Permintaan Kurma di Kediri Naik Selama Puasa
- Konfrontasi Durian Antara Indonesia-Malaysia Masih Panas
Varietas Baru Silangan Kurma dan Salak
Setelah sukses dengan kurma lokal Datu, KLU kembali berinovasi melalui varietas kurma baru hasil Silangan kurma dan salak.
Dikutip dari Teras Lotara, pelopor budidaya kurma lokal, Arif Munandar, berhasil mengawinkan kurma dengan salak.
Hasilnya, tercipta varietas baru dengan buah yang memiliki rasa manis seperti kurma namun tahan terhadap kelembaban tinggi seperti salak.
Jenis baru pohon kurma ini diharapkan mampu menghasilkan buah kurma secara maksimal di iklim tropis Indonesia.
Pohon kurma yang merupakan tanaman asli gurun, tidak dapat tumbuh secara maksimal di lingkungan tropis seperti Indonesia. Kelembaban tinggi berpengaruh pada ukuran buah maupun rasa yang kurang manis.
Percobaan kawin silang yang dilakukan sejak 3 tahun lalu itu kini berhasil menciptakan jenis kurma baru yang dapat tumbuh maksimal di iklim tropis.
Penelitian lanjutan kini dilakukan bersama BRIN, BRIDA NTB, dengan dukungan para peneliti dari Universitas Indonesia dan Universitas Brawijaya.
Tim peneliti ini menyiapkan metode pengembangbiakan melalui biji dan kultur jaringan agar bibit unggul dapat dikembangkan lebih cepat.
Jika uji ilmiah lolos, maka dapat dipastikan KLU akan menjadi pelopor kurma tropis pertama di dunia.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





