Tak bisa dipungkiri jika profesi menjadi kucing atau teman kencan karaoke mengundang banyak tawaran. Diantaranya tawaran melakukan hubungan seksual setelah menemani menyanyi dan minum.
Meski banyak teman kucingnya yang melakukan open BO, tidak demikian dengan Boy. Dia memiliki sikap sendiri, yakni menolak layanan seks kilat dengan tamunya. “Saya memilih jadi simpanan saja. Tinggal tidur-tidur dapat duit. Ndak perlu kerja tiap hari, karena mereka sudah memenuhi kebutuhan kita untuk belanja atau beli ini itu,” katanya.
Menjadi simpanan memang lebih menggiurkan bagi kucing yang dipinang tamunya. Pengalamannya menjalin hubungan spesial dengan tamu membuktikan lonjakan penghasilannya daripada menemani tamu tiap malam.
Bahkan jika beruntung menjadi simpanan orang yang tepat, Boy bisa mendapatkan banyak barang berharga dan uang dengan mudah. Untuk urusan mendapatkan barang, Boy cukup cerdik. Guna menghindari persoalan di belakang hari, Boy selalu meminta peralihan nama atas semua barang yang diterimanya. “Kalau tidak akan diungkit-ungkit dan ditagih lagi. Makanya sebisa mungkin mengakali agar bisa atas nama kita,” katanya.
Selain ‘cerdik’ dalam menguasai barang, Boy juga jeli memilih tamu. Bahkan dalam sekali pandang Boy sudah bisa menilai apakah tamunya berduit atau modal tampang doang. Dia juga bisa mengukur tamu yang berpotensi bersikap kasar atau tidak.
baca ini Mengenal Profesi Kucing Brondong Pemandu Karaoke
Bagi seorang kucing, tak ada alasan menolak tamu jika sudah di dalam room. Jika dia merasa tidak nyaman dengan tamunya, Boy akan kerap mondar mandir ke kamar mandi. “Sambil berharap jamnya lekas habis dan ganti tamu lain,” ujarnya.
Seorang kucing juga harus bisa memanajemen perasaan dan pikiran saat melayani tamu. Meski memiliki persoalan di rumah, tak boleh ditunjukkan di depan tamu. Kepada mereka, Boy akan bersikap periang dan selalu mengikuti irama tamunya. Termasuk menghafal lagu-lagu yang kerap dinyanyikan di ruang karaoke.
Ketika ditanya kapan akan mengakhiri pekerjaannya, Boy tak bisa memberi kepastian. Kondisi pandemi yang berkepanjangan membuatnya berpikir ulang untuk membuka usaha. Apalagi usaha laundry yang digeluti bersama kakaknya harus gulung tikar karena berhentinya aktivitas perkuliahan.
Saat ini Boy memilih menikmati profesinya sebagai kucing di Kediri. Penerapan lockdown yang berimbas penutupan rumah karaoke kelas atas di Surabaya membuatnya hijrah ke Kediri. Di sini dia masih bisa berpraktik dengan tarif yang lebih rendah, yakni Rp 350 ribu per jam. Harga itu tak dipotong siapapun karena dia bekerja sendiri tanpa mami.
baca ini Keluarga Kaget Mengetahui Anaknya Menjadi Kucing
Kehidupan menjadi kucing di Kediri, menurutnya masih menjanjikan. Di sini banyak tante dan om yang memanfaatkan jasanya untuk menemani nyanyi dan minum. Usia mereka beragam, mulai single hingga yang sudah berumah tangga. “Ada juga om-om yang sudah menikah suka sama saya. Mereka punya kehidupan lain di luar keluarganya,” kata Boy.
Saat ini pun Boy telah menerima pinangan menjadi simpanan seseorang yang telah berumah tangga. Dia baru ‘jadian’ empat bulan lalu dan telah diberikan tempat tinggal di Kediri.
baca ini Lokalisasi Semampir Sudah Ada Sejak Kerajaan Kadiri
Dengan status barunya ini, Boy mulai jarang menerima tawaran menjadi kucing di rumah karaoke dan klub malam. “Kalau pas ingin minum saja keluar menerima tamu,” pungkasnya.
Penulis: HTW