Bacaini.id, JOMBANG – Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa menuntut transparansi kinerja Bupati dan Wakil Bupati Jombang berlangsung ricuh. Mereka terlibat aksi saling dorong hingga baku pukul saat dihalangi petugas untuk masuk halaman Pendopo Kabupaten Jombang.
Merasa dihalangi saat akan menyalurkan aspirasinya, massa aksipun terus merangsek untuk masuk halaman pendopo. Seorang polisi tampak terjatuh menjadi sasaran emosi para mahasiswa. Beruntung petugas lain berhasil menolong dan mencegah mahasiswa semakin agresif.
Sebelumnya, massa aksi berkumpul di Kebonrojo, Jalan KH Wahid Hasyim. Dari lokasi titik kumpul, mereka berjalan menuju lokasi sasaran sambil membentangkan bendera dan poster berisi tuntutan.
Korlap aksi mahasiswa, Rizal Abdillah mengatakan aksi unjuk rasa ini dilakukan untuk menanyakan program kerja Bupati Mundjidah Wahab dan Wakil Bupati Sumrambah yang mereka nilai belum maksimal sampai memasuki satu tahun terakhir kepemimpinan.
“Meskipun dalam laporan tasyakuran kemarin capaiannya sudah 80 persen, tapi buktinya apa,” ujar Rizal kepada Bacaini.id di tengah aksi unjuk rasa siang ini, Kamis, 20 Maret 2023.
Dengan berapi-api massa aksi langsung berorasi di depan pendopo yang sudah dijaga ketat barikade petugas berseragam korp coklat. Tidak kunjung ada tanggapan, mereka pun memaksa, berusaha merangsek masuk halaman pendopo menerobos barikade petugas.
Beberapa kali gagal menerobos rapatnya penjagaan petugas, massa aksi tidak menyerah dan terus berupaya membobol barikade. Sempat jebol, namun petugas keamanan malah memaksa menarik beberapa mahasiswa masuk ke halaman pendopo. Tidak terima, massa aksi pun semakin brutal hingga sejumlah petugas terprovokasi.
Aksi saling kejar tidak terhindarkan hingga seorang petugas kepolisian terjatuh menjadi sasaran luapan emosi mahasiswa. Massa aksi semakin agresif saat pasukan huruhara masuk sambil menyalakan sepeda motor trail bermaksud menghalau mereka. Tanpa ragu, mereka menarik motor petugas sampai terjatuh.
Suasana mulai terkendali setelah perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Jombang keluar menemui massa aksi dan menyampaikan permohonan maaf karena Bupati Mundjidah tidak ada di tempat. Bupati sedang menunaikan tugas di daerah lain.
Kepala Badan Perencanaan Daerah Danang Praptoko yang menemui massa aksi menyampaikan bahwa pemerintah sudah menjalankan program kerja sesuai dengan rencana dan musrenbang mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
Pernyataan tersebut tidak lantas membuat para mahasiswa percaya begitu saja. Mereka tetap ingin menemui bupati secara langsung. Massa aksi memberikan tenggat waktu dua kali 24 jam kepada Bupati Mundjidah untuk menemui massa aksi yang merupakan mahasiswa dari tiga organisasai yakni HMI, GMNI dan PMII.
“Kita berikan waktu dua kali 24 jam untuk bisa berdialog, kalau tidak kita akan kembali berunjukrasa dengan masa lebih banyak,” ujar Rizal sambil mengomando massa aksi untuk membubarkan diri dengan tertib kembali ke kampus masing-masing.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira
Tonton video: