• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, July 3, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Matu Mona, Pengabadi Tan Malaka dalam Kisah Pacar Merah Indonesia

ditulis oleh Editor
16/01/2025
Durasi baca: 2 menit
547 12
0
Matu Mona, Pengabadi Tan Malaka dalam Kisah Pacar Merah Indonesia

Matu Mona, Pengabadi Tan Malaka dalam Kisah Pacar Merah Indonesia. (foto/ist)

Bacaini.ID, KEDIRI – Sama dengan nama tokoh Pacar Merah Indonesia yang dikisahkan. Matu Mona dalam bahasa Mandailing yang berarti “Yang Baru Mulai”, juga nama samaran.

Nama aslinya Hasbullah Parinduri, lahir di Medan, Sumatera Utara 21 Juni 1910.

Roman Pacar Merah Indonesia yang ditulis tahun 1934 mengangkat sepak terjang sosok Tan Malaka sebagai pejuang kemerdekaan.

Tan Malaka dengan nama samaran Pacar Merah Indonesia. Bapak Republik yang nyaris sepanjang hidupnya jadi pelarian politik, diburu spionase kolonial di berbagai negara.

Hasbullah memang meracik cerita di dalam dimensi fakta dan fiksi, namun sejumlah karakter dan nama di dalam kisah Pacar Merah Indonesia, betul-betul nyata.

Sebut saja tokoh Paul Mussote yang merujuk pada tokoh Munawar Muso, gembong peristiwa Madiun Affair September 1948.

Muso diketahui kawan Soekarno saat keduanya masih sama-sama nyantri kepada HOS Tjokroaminoto di Peneleh Surabaya.

Muso adalah tokoh kiri asal Kediri Jawa Timur yang hidupnya berakhir tragis: ditembak mati di Ponorogo dan jasadnya dibakar di depan umum.

Kemudian ada tokoh Ivan Alminsky yang merujuk pada Alimin, Darsonoff merujuk pada Darsono, Seoumonoff yang merujuk pada Semaun, Ketua PKI pertama.

Roman Pacar Merah Indonesia menggunakan setting waktu antara tahun 1930-1932. Tahun-tahun di mana Bung Karno baru mulai aktif di PNI.

Sementara orang-orang di persimpangan kiri pada tahun 1926 sudah memberontak kepada kolonial Belanda dan sebagian besar dibuang ke Boven Digul, Papua.

Hasbullah Parinduri berlatar belakang sebagai jurnalis, selama periode 1931-1938 menjadi wartawan Pewarta Deli. Ia juga berpindah-pindah di berbagai media massa.

Termasuk menjadi Wakil Pemimpin Redaksi majalah Selecta pada tahun 1960-1987. Matu Mona diketahui juga terlibat aktif dalam seni pertunjukan.

Pada tahun 1946 ia pernah bergabung dalam Badan Penerangan Divisi XII Surakarta dan pada tahun 1948 turut bergerilya di Jawa Timur.

Sebagai jurnalis pejuang, pada tahun 1941-1944 Matu Mona juga pernah dijebloskan ke dalam penjara Sukamiskin Bandung.

Selain roman Pacar Merah Indonesia, karyanya yang berjudul Zaman Gemilang (1936) dan Panggilan Tanah Air (1934) juga tersohor. Matu Mona tutup usia pada 8 Juni 1987 di Jakarta.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: bacaini.idberita sejarahjurnalismatu monatan malaka
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 31 Orang Selamat

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 31 Orang Selamat

Tradisi Betawi Nganter Bandeng Jadi Simbol Kemakmuran

Tradisi Betawi Nganter Bandeng Jadi Simbol Kemakmuran

Kejari Blitar Periksa Mak Rini Sebagai Saksi Kasus Korupsi

Ujian Pertama eks Bupati Blitar Sepulang Ibadah Haji

  • Kejari Blitar Periksa Mak Rini Sebagai Saksi Kasus Korupsi

    Ujian Pertama eks Bupati Blitar Sepulang Ibadah Haji

    608 shares
    Share 243 Tweet 152
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15378 shares
    Share 6151 Tweet 3845
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16587 shares
    Share 6635 Tweet 4147
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10860 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Sound Horeg Haram, Ini Alasan Fatwa Ponpes Besuk Pasuruan

    701 shares
    Share 280 Tweet 175

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112