
Relief 3 menggambarkan Tokoh Punakawan, terdapat tiga wimba yaitu, wimba manusia (Semar, Gareng, Petruk, Bagong yang disebut punakawan), wimba batu bata (representasi dari dinding), dan wimba daun.
Relief 4 bercerita tentang Toleransi Antar Umat Beragama di Kabupaten Kediri. Pada relief 4, terdapat dua wimba yaitu, wimba manusia (dari kiri ke kanan: pemeluk agama Islam, Protestan, Budha, Hindu dan Katolik) dan wimba rumah ibadah (dari kiri ke kanan: masjid, gereja, wihara, pura dan gereja).
Relief 5 adalah Kesenian Jaranan sebagai Kesenian Khas Daerah yang Tumbuh dan Berkembang Luas di Kabupaten Kediri. Wimba yang terdapat pada relief 5 adalah wimba manusia, wimba jaranan dan wimba reog.
Relief 6 tentang Kesenian Tiban yang tumbuh di wilayah Selatan Kabupaten Kediri. Wimba yang terdapat pada relief 6 adalah wimba manusia, wimba matahari, dan wimba pohon kelapa.
Relief 7 menggambarkan Kesenian Jemblung yang merupakan salah satu kesenian khas Kediri. Wimba yang terdapat pada relief 7 adalah wimba manusia, wimba alat musik (depan: kepyek, dari ke kanan: kenong, kendang, saron dan gong).
Relief 8 adalah Kesenian Ludruk yang tumbuh di Kediri sebagai salah satu identitas Jatim. Wimba yang terdapat pada relief 8 adalah wimba manusia, wimba alat musik (latar II dari ke kanan: kendang dan kenong).
Relief 9 penggambaran Mpu Bharada menuangkan air. Wimba yang terdapat pada relief 10 adalah wimba manusia, wimba awan, dan wimba kendi dan air.
Relief 10 adalah tokoh Bhagawanta Bhari yang sedang membangun dhawuhan/tanggul Waduk Harinjing. Wimba yang terdapat pada relief 10 adalah wimba manusia, wimba air, dan wimba tanah, dan wimba cambuk.
Relief 11 adalah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Wimba yang terdapat pada relief 11 adalah wimba manusia, wimba batu, dan wimba buku.
Relief 12 adalah tokoh perwira menunggang kuda menggambarkan kejayaan Kerajaan Kediri masa lalu setelah penyatuan Panjalu dan Jenggala. Wimba yang terdapat pada relief 12 adalah wimba manusia (perwira (naik kuda) dan tiga prajurit), wimba pohon, wimba kuda, wimba rumput, dan wimba batu.
Relief 13 menggambarkan keanekaragaman adat budaya di Kabupaten Kediri. Wimba yang terdapat pada relief 13 adalah wimba manusia, wimba gunung, dan wimba pohon, dan wimba gapura.
Relief 14 adalah pembacaan Lontar. Wimba yang terdapat pada relief 14 adalah wimba manusia depan: Sri Aji Jayabaya, belakang: Mpu Sedah, wimba saka (tiang), dan wimba tirai.
Relief 15 adalah kesenian Wayang Krucil yang menceritakan Sri Aji Jayabaya sedang memberi tugas kepada Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dalam Penulisan Kitab Bharatayudha. Wimba yang terdapat pada relief 15 adalah wimba wayang Krucil dari kiri ke kanan: Mpu Sedah, Mpu Panuluh, Sri Aji Jayabaya, dan selir, wimba amplop, wimba representasi pohon, wimba representasi pagar tembok, dan wimba saka.
Relief 16 merupakan kesenian Wayang Suluh yang menceritakan kisah perjuangan Trunajaya. Wimba yang terdapat pada relief 16 adalah wimba wayang Suluh dari kiri ke kanan: tokoh Belanda dan Trunajaya, dan wimba representasi awan, dan wimba 139 rumput.
Penulis: Hari Tri Wasono




