KEDIRI – Diusianya yang masih sangat muda, Yuliah Nuriani, 21 tahun, warga Kelurahan Burengan, Kota Kediri, sudah memiliki brand untuk produk pakaian yang didesain sendiri.
Perempuan yang saat ini masih menempuh gelar sarjana di Universitas Islam Kadiri tersebut, memberikan nama brandnya, BYN (ByNuriani) untuk usaha yang digeluti sejak tahun 2018 yang lalu itu.
Ditemui Bacaini.id di rumahnya, gadis dengan panggilan Ria itu mengaku menekuni usaha desain pakaian, sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). “Sebelumnya, dari kecil saya diajarkan cara membuat payet oleh bibi yang memang memiliki keterampilan itu, akhirnya saya mencoba di desain pakaian,” katanya, Jumat 30 Oktober 2020.
Sejak usia 2 tahun, gadis kelahiran Kalimantan Timur 13 Juli 1999 itu memang tinggal bersama paman dan bibinya di Jalan Letjend Suprapto, Gang 4, nomor 9, Burengan Kota Kediri.
Ria mengatakan, dahulu saat ia masih SMA, ketika jam pelajaran kosong, ia sering menggunakan waktunya untuk menggambar desain baju. Setelah itu, ia iseng-iseng membawanya ke penjahit. Ketika sudah jadi, dia memakai baju hasil desainnya itu untuk pergi bermain dengan teman-temannya, dan ternyata mereka banyak yang tertarik.
Dengan support paman, bibi dan juga teman-temannya, Ria lebih bersemangat untuk membuat gambar desain baju untuk sehari-hari. Bahkan teman-temannya mau membeli baju hasil karyanya.
Sejak saat itulah Ria mulai membuat desain yang lebih banyak. Setelah jadi dia menyewakan baju-baju yang dibuat dengan hasil gambarnya. “Mulai dari rok untuk cheerleaders dan juga gaun untuk promnight di sekolah,” ujarnya.
Setelah lulus SMA, Ria mulai membuat baju dan juga gaun untuk disewakan. Permintaan mulai lebih banyak. Sejak itulah usaha Ria menjadi semakin berkembang, hingga dibuatlah brand BYN.
BYN sendiri saat ini sudah memiliki 3 orang penjahit yang membantu memproduksi pesanan.
Ria sengaja memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sekitar yang memiliki keterampilan menjahit. Untuk pesanan, Ria mengatakan setiap bulan pasti ada. “Paling banyak sekitar 4-6 orang, satu orang bisa pesan 3-4 potong baju atau gaun. Harganya tergantung kerumitan dan juga bahan, biasa sekitar Rp 400 ribu per potong,” jelas Ria.
Saat ini, selain melakukan proses pemasaran secara mandiri, baik lokal dan melalui media sosial, Ria tetap membuat desain dan membuat payet ketika hasil jahitan sudah jadi. Disinggung mengenai omset, dengan malu-malu Ria mengatakan satu bulan dia bisa meraup nominal hingga Rp 3 juta.
Usaha yang dilakukan mahasiswi muda ini bisa menjadi inspirasi, terlebih untuk generasi muda. Era milenial disebut era emas para pemuda untuk berjuang di tengah persaingan yang semakin ketat.
Untungnya Ria termasuk gadis yang aktif. Di usia muda, dia sudah mampu menjadi pengusaha. Hingga brand BYN yang dirintis dari nol sampai saat ini menghasilkan rejeki untuknya. Produk BYN melayani jahit dan persewaan baju untuk wisuda, tunangan, promnight dan juga acara hajatan lainnya.
Produk BYN sampai saat ini masih dipasarkan di rumah. Meskipun demikian, saat ini dia hendak mendirikan sebuah butik untuk produk buatannya. “Semoga kendala pandemi bisa kami atasi, karena saat ini untuk persewaan baju jadi agak sepi,” keluh Ria.
Tidak hanya itu, mahasiswi semester 7 ini juga aktif di dunia olahraga. Dia menjadi atlet olahraga renang saat sekolah. Bahkan sampai saat ini dia menjadi salah satu pengurus Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) cabang Kediri sebagai bendahara.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet