JOMBANG – Ratusan warga korban banjir di Jombang mengaku trauma. Di bawah ancaman banjir susulan, mereka mulai didera berbagai penyakit.
Sejak terjadinya banjir bandang Senin, 1 Februari 2021 malam, warga Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Jombang mengaku trauma. Mereka khawatir banjir susulan akan terjadi di tengah hujan deras yang masih berlangsung hari ini.
“Seperti kemarin malam saat ada kabar banjir bandang warga langsung panik dan meninggalkan rumah. Kampung kami seperti kampung mati,” kata Walianah, warga Desa Banjaragung kepada Bacaini, Rabu 3 Februari 2021.
Menurut Walianah, banjir yang terjadi awal pekan kemarin adalah pertama kalinya dalam 50 tahun terakhir. Selama ini Desa Banjaragung relatif aman dari musibah banjir. Karenanya tak sedikit warga yang mengaku trauma dengan peristiwa itu.
Walianah menuturkan kembali malam di mana kampungnya diterjang air bah. Saat itu sebagian besar warga baru saja menunaikan ibadah Sholat Maghrib. Tiba-tiba air bah datang dengan membawa lumpur dan dahan dari gunung.
Warga yang kaget tak sempat menyelamatkan harta benda. Mereka berlarian mencari tempat aman untuk berlindung. Pakaian, surat berharga, barang elektronik, semuanya terendam. “Tidak ada yang selamat,” kata Walianah yang bertahan di tengah endapan lumpur rumahnya dengan pakaian yang melekat di badan.
Mereka membutuhkan air bersih, pakaian layak pakai, dan bahan makanan. Apalagi beberapa warga juga didera berbagai penyakit seperti darah tinggi, demam, batuk, pusing, hingga gatal-gatal.
Beruntung ada petugas kesehatan yang keliling kampung memberikan bantuan darurat. “Jumlahnya terus bertambah, mereka mengalami panas, pusing hingga batuk. Maklum kemarin sempat kehujanan saat banjir bandang. Sebagian lagi mengalami gatal hingga darah tinggi,” jelas dr Andri Suharyono, Kepala Puskesmas Bareng yang turun ke lapangan melakukan pengobatan.
Dia memperkirakan gangguan kesehatan ini muncul akibat trauma dan kecapekan setelah tertimpa musibah. Banyak warga yang tidak bisa tidur karena syok dan cemas terjadi banjir bandang susulan. Apalagi hujan deras setiap sore masih mengguyur kawasan lokasi.
Petugas kesehatan terus disiagakan di lokasi sampai kondisi warga dan perkampungan normal kembali. Secara bergantian mereka berpatroli ke rumah rumah warga memantau kesehatan.
Banjir bandang yang terjadi Senin malam cukup parah. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jombang menyebutkan dam jebol dan dua jembatan putus. Sejumlah akses jalan tertutup lumpur. Sebanyak 4.205 jiwa dari lima kecamatan terdampak banjir tersebut.
Hingga hari kedua pasca banjir warga masih bergotong-royong membersihkan lumpur yang sempat menutup sejumlah akses jalan antar desa. Seperti yang dilakukan warga Dusun Banjarsari Desa Bareng Jombang.
Jalan satu-satunya menuju Dusun Banjarsari ini sempat ditutup dan tidak bisa dilalui. Tumpukan material yang terbawa arus banjir dibersihkan dengan alat berat.
Sementara Dam Biru di Desa Bareng yang jebol diterjang banjir belum tampak ada upaya pembersihan. Tumpukan material banjir masih menutup sebagian pintu air. Dam terbesar di Kecamatan Bareng ini putus sepanjang 20 meter lebih saat banjir menerjang.
Kepala BPBD Jombang Abdul Wahab mengatakan banjir bandang di Desa Banjaragung Kecamatan Bareng paling parah. Selain dua jembatan putus, sembilan rumah rusak, tiga di antaranya terbawa arus hingga rata dengan tanah. “Kita masih menyiapkan kebutuhan dasar warga seperti makan dan minum melalui dapur umum,” katanya.
Reporter: Syailendra
Editor: HTW