Bacaini.id, NGANJUK – Menjelang Tahun Baru Imlek 2573, Selasa 1 Februari 2022 mendatang, kesibukan mulai terlihat di Kelenteng Hok Yoe Kiong, di Desa/Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Para pengurus membersihkan seluruh area kelenteng dan memandikan 34 patung Dewa-Dewi.
Seksi Kerohanian Klenteng Hok Yoe Kiong, Sebastian Wuisan mengatakan, kelenteng yang menjadi tempat peribadatan umat Tridharma ini sehari sebelumnya juga telah melakukan sembahyang Sun Sen, untuk mengantar para Dewa-Dewi kembali ke nirwana.
“Dengan upacara sembahyang itu kita sekaligus minta izin bahwa besoknya kita akan membersihkan seluruh kelenteng,” ujar Sebastian saat ditemui Bacaini.id, Kamis 27 Januari 2022.
Setelah prosesi sembahyang Sun Sen, patung Dewa-Dewi diambil dari altar untuk dimandikan menggunakan air kembang. Hal ini dilakukan sebagai tradisi penghormatan kepada para Dewa-Dewi.
“Air kembang itu ada satu keyakinan bisa membawa energi positif dan melepaskan energi negatif. Selain itu juga agar bau wangi semerbak bunga,” terangnya.
Membersihkan kelenteng dan memandikan patung ini sekaligus sebagai wujud syukur karena telah malalui tahun sebelumnya dan menyambut tahun baru Imlek. Sehingga di tahun yang baru, diharapkan dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik.
“Dengan bersih-bersih kelenteng dan memandikan patung, kita jadi lebih optimis menyambut tahun yang baru,” imbuhnya.
Sebastian Wuisan menyebut Shio tahun baru Imlek 2573 adalah Macan Air yang melambangkan ketegasan, kekuatan, dan kegesitan.
“Adanya makna air, maka akan lebih fleksibel. Jadi tahun ini kita harus kerja keras, lebih kreatif dan inovatif, agar bisa bersaing. Rejeki tahun ini akan lebih baiklah,” harapnya.
Kali ini pengurus kelenteng akan mengambil kebijakan sesuai dengan peraturan Pemerintah Kabupaten Nganjuk terkait protokol kesehatan dan pembatasan bagi umat yang melakukan sembahyang, mengingat masih di tengah masa pandemi.
“Karena ini pengalaman bertahun-tahun jadi umat sudah mengerti. Kita hanya konfirmasi kepada pengurus kelenteng untuk datang malam Imlek, biasanya kita sembahyang jam 12 malam,” pungkasnya.
Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira