Bacaini.id, TRENGGALEK – Kekeringan di wilayah Kabupaten Trenggalek Jawa Timur pada tahun 2023 ini lebih parah dari tahun sebelumnya.
Kekeringan yang melanda 15 desa di 10 kecamatan berdampak pada 7.845 jiwa, yakni mengalami krisis air bersih.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan tingkat keparahan kekeringan saat ini sama dengan yang terjadi pada tahun 2016. Ia meminta warga untuk bisa bertahan dan berharap bulan November segera turun hujan.
“Pada 2016 silam kita pernah mengalami bencana kekeringan parah yang sama pada tahun ini. Maka kita harus bisa bertahan hingga November depan berharap segera turun hujan,” ujar Bupati Nur Arifin kepada wartawan.
Hingga saat ini Pemkab Trenggalek melalui BPBD terus melakukan droping air bersih kepada warga.
Melalui tangka-tangki air yang disiapkan, air bersih didistribusikan, yakni saat ini sudah 163 tangki yang sudah tersalurkan.
Nur Arifin mengakui yang bisa dilakukan pemerintah hanya memberi bantuan air bersih. Pemberian bantuan air bersih merupakan solusi jangka pendek penannganan bencana kekeringan.
Untuk solusi jangka menengah, Pemkab Trenggalek telah menyiapkan skema pembuatan sumur bor dan saluran pipa air bersih di wilayah terdampak kekeringan. Warga di wilayah terdampak, kata Arifin sebenarnya rata-rata memiliki sumur.
Namun karena air di permukaan tanah menyusut akibat kekeringan, sumur-sumur milik warga juga turut kering.
“Kami juga menyiapkan skema penanganan jangka menengah. Saat ini kami sudah menyiapkan anggaran untuk membuat sumur bor dan saluran pipa air bersih di wilayah yang terdampak,” tuturnya.
Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono mengatakan, droping air bersih kepada warga yang terdampak terus dilakukan. Setiap hari ada sekitar 7 armada tangka air bersih yang mendistribusikan air bersih ke warga.
“Kami terus melakukan droping air bersih kepada warga yang kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih. Setiap hari ada 3 armada BPBD Trenggalek dan 4 armada PDAM yang mendroping air bersih,” ujarnya.
Penulis: Aby
Editor: Solichan Arif