Bacaini.id, MALANG – Kasus aktif Covid 19 di Kota Malang beberapa pekan belakangan ini melonjak tajam. Pertambahannya cukup drastis pada 2 hari terakhir yang tembus hingga 100 kasus baru.
Total ada 109 kasus baru pada Kamis 3 Februari 2022 dan 102 kasus baru di hari berikutnya, Jumat, 4 Februari 2022. Dengan pertambahan angka kasus baru, total saat ini ada 551 kasus aktif di Kota Malang.
Menghadapi lonjakan tersebut, Pemerintah Kota Malang kembali menerapkan kebijakan PPKM Level 2, sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Malang No. 8 tahun 2022. Tentu saja keputusan tersebut juga berlaku bagi kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Saya sudah minta untuk PTM kembali dibatasi 50 persen,” kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Sabtu, 5 Februari 2022.
Sutiaji berharap dengan adanya potensi ledakan kasus Covid 19 ini bisa membuat masyarakat kembali waspada dan lebih disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Selain itu, dia juga meminta untuk kembali memperkuat posko PPKM Mikro di masing-masing RT dan RW.
Sebelumnya, penyumbang kasus aktif muncul dari klaster perkantoran dan pendidikan. Namun, Satgas Covid 19 segera bergerak cepat untuk melakukan tracing dan testing sehingga kepada yang terkonfirmasi positif langsung dilakukan isolasi mandiri.
”Saya harap semua kembali waspada dan disiplin prokes, meski kasus aktif yang ada tanpa gejala klinis,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana menuturkan PTM terbatas sudah dilakukan sejak 4 Februari 2022, seiring dengan mulainya kasus aktif. Pembatasan dilakukan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMP.
Pembatasan ini juga atas instruksi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk menyesuaikan kasus aktif di masing-masing wilayah. Jika nanti kembali membaik, kata dia, PTM 100 persen boleh kembali diterapkan.
”Ya semua bergantung dari kita sendiri, mau disiplin prokes apa tidak. Karena nanti jika sudah kembali membaik pasti PTM 100 persen bisa kembali dilakukan,” terang Suwarjana.
Sebagai antisipasi, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah untuk rutin menggelar rapid tes antigen secara acak setiap harinya.
”Sudah saya koordinasikan itu. Sampai saat ini, masih belum ada yang terkonfirmasi positif,” pungkasnya.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira