Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Jalur Lintas Selatan (JLS) di kawasan Pantai Sine wilayah Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung Jawa Timur menjadi tempat tumbuhnya ekonomi kerakyatan.
Sejak JLS bisa dilalui, yakni belum lama ini, lapak-lapak pedagang makanan dan minuman di sepanjang jalan pada bermunculan. Mereka merupakan warga setempat yang memanfaatkan peluang ekonomi.
Namun lantaran dianggap tidak berizin alias liar dan mengotori keindahan, pada Rabu ini (10/1/2024) lapak pedagang JLS kawasan pantai Sine ditertibkan. Puluhan bangunan tempat para pedagang mengais rezeki, dibongkar paksa.
Penertiban lapak di kawasan JLS Pantai Sine merupakan kesepakatan bersama antara Perhutani, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional dan Pemkab Tulungagung.
Wakil Administratur Perhutani KPH Blitar Inugroho Sigit Raharjo mengatakan penertiban dilakukan setelah sebelumnya dilakukan sosialisasi kepada para pedagang. “Dan hari ini dilaksanakan eksekusi,” ujarnya kepada wartawan Rabu (10/1/2024).
Informasi yang dihimpun ada sebanyak 63 lapak pedagang yang berjualan di kawasan JLS Pantai Sine. Setelah dilakukan sosialisasi, sebagian besar sukarela membongkar bangunan lapaknya sendiri.
Saat berlangsungnya penertiban masih ada 10 lapak yang masih bertahan. Mereka diberi tenggat waktu sampai jam 12 malam ini atau dibongkar paksa petugas.
Penertiban melibatkan petugas dari Polsek Kalidawir, Koramil dan Satpol PP. Pembongkaran tidak sulit mengingat sebagian besar lapak pedagang dibangun dengan memakai bambu.
Lalu bagaimana dengan nasib para pedagang selanjutnya? Inugroho Sigit mengatakan pihaknya telah menyediakan lokasi jualan yang telah disesuaikan dengan rencana tata ruang.
Setiap warga yang masih ingin berjualan, kata dia akan diizinkan, namun wajib mengikuti perjanjian kerjasama. “Sebab sejauh ini belum ada perjanjian kerjasama,” ungkapnya.
Selain di kawasan JLS Kalidawir dan Kalibatur, penertiban rencananya juga akan dilakukan di kawasan Kecamatan Pucanglaban dan Desa Keboireng Kecamatan Besuki.
Dari data yang dihimpun, di kawasan JLS Keboireng terdapat sebanyak 87 lapak pedagang yang tidak sedikit berdiri sebagai bangunan permanen. Seluruh bangunan rencananya akan ditertibkan dan ditata ulang di rest area yang sudah disediakan.
Penulis: Solichan Arif