Bacaini.ID, IRAN – Serangan Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir Iran makin memanaskan perang Iran-Israel.
Minggu (22/6) kemarin waktu setempat, Israel kembali melancarkan serangan pada puluhan target di wilayah Iran.
Iran dilaporkan balas menggempur dengan target bandara, pusat komando dan pusat penelitian biologi Israel.
Dikutip dari The Guardian, Inggris, Prancis dan Jerman mendesak Iran untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut atas serangan AS yang dapat mengganggu stabilitas kawasan.
Parlemen Iran memilih langkah yang lebih strategis dalam membalas serangan AS sebelumnya, dengan mengancam menutup jalur pelayaran Hormuz.
Selat yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman ini merupakan jalur pelayaran penting untuk pasar minyak dunia.
Jika jalur ini ditutup, lonjakan tajam pada harga minyak akan menyebabkan resesi global. Sebab seperlima konsumsi minyak dunia mengalir melalui selat Hormuz.
Para pejabat Iran mengatakan mereka akan memblokir selat Hormuz jika kepentingan Teheran terancam.
Penutupan yang berkepanjangan dapat berdampak besar pada ekonomi global.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Minggu (22/6) meminta China untuk mendorong Iran agar tidak menutup Selat Hormuz.
Ia beranggapan bahwa China sangat bergantung pada selat Hormuz untuk kepentingan minyak mereka, dan dampak ekonomi yang terjadi pada negara-negara lain akan lebih parah dari yang dialami oleh AS sendiri.
Marco Rubio menyebutnya sebagai bunuh diri ekonomi.
Sementara itu gelombang demontrasi anti perang muncul di beberapa kawasan Amerika Serikat sejak beberapa hari lalu.
Mereka mengritik kebijakan Presiden Donald Trump yang memilih jalan perang ditengah efisiensi yang ia gaungkan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif