Rumah Sakit Umum Daha Husada sukses membuat formula pengobatan pasien penderita kusta menjadi sangat efektif. Terobosan ini diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang memasukkannya dalam lima besar kompetisi Kelompok Budaya Kerja (KBK) Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.
Rabu, 21 Oktober 2020, Rumah Sakit Umum Daha Husada menerima kunjungan (visitasi) KBK Provinsi Jawa Timur. Mereka ingin menyaksikan langsung inovasi yang pengobatan terhadap pasien penderita kusta yang dilakukan tim medis Daha Husada.
Kepala Seksi UKM Litbang RSU Daha Husada, Yuniarti Dian Nugraheni,SKM, M.Kes mengatakan kunci utama kesembuhan penderita kusta adalah kepatuhan mengkonsumsi obat. Selain jumlah obat yang cukup banyak, durasi meminum obat yang cukup lama, mulai 6 – 12 bulan kerap dikeluhkan pasien penderita kusta.
“Karena itu kami membuat inovasi untuk mengatasi ketidakpatuhan pasien kusta dalam mengkonsumsi obat, dengan kemasan obat dalam kapsul,” kata Yuniarti.
Inovasi ini berupa “memampatkan” banyak jenis obat ke dalam satu kapsul saja. Dari hampir 10 jenis obat reaksi yang harus dikonsumsi pasien dalam sekali minum, bisa dikemas menjadi hanya satu kapsul. Hebatnya, efisiensi ini sama sekali tidak mengurangi dosis maupun efek dari tiap obat tersebut.
Inovasi ini terbukti sangat membantu meningkatkan kepatuhan pasien penderita kusta dalam mengkonsumsi obat. Terutama bagi pasien usia lanjut atau menderita penyakit lain seperti diabetes yang harus menambah asupan obat dan vitamin.
Langkah cerdas inilah yang diapresiasi Kelompok Budaya Kerja Provinsi Jawa Timur sebagai inovasi meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat.
Kasubag Peningkatan Kerja Aparatur Biro Organisasi Sekeretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Anistyo Anggraini mengatakan KBK RSU Daha Husada sudah melakukan budaya positif untuk melaksanakan kerja, dan meningkatkan kinerja dengan target memberikan pelayanan terbaik untuk pasien. “Itu sudah menjadi bukti otentik bahwa KBK bisa menyelesaikan masalah yang ada di unit kerja,” jelas Anis.
Menurut Anis, formulasi obat yang sedemikian banyak untuk memudahkan pasien penderita kusta dalam mengkonsumsi obat sangat bermanfaat. KBK RSU Daha Husada juga dinilai sangat peduli terhadap keselamatan pasien penderita kusta. “Inovasi yang mereka lakukan bisa membuat pasien lebih percaya diri dan merasa aman serta nyaman untuk berobat,” tambahnya.
Senada dengan Anis, juri lain yang hadir dalam visitasi tersebut, Noor Muhandisuddin, juga terkesan dengan inovasi yang dilakukan KBK RSU Daha Husada. Utamanya tentang penanganan pasien kusta sejak mulai rawat inap hingga pengobatan lanjutan di rumah.
Sebagai pembina KBK, Noor Muhandisuddin mengungkapkan saat ini budaya bekerja dengan pengembangan mutu berkelanjutan sudah mengakar hingga ke lingkup organisasi kesehatan. Hal ini dilakukan oleh seluruh jajaran RSU Daha Husada.
Noor berharap apa yang dilakukan KBK RSU Daha Husada ini bisa ditiru untuk proses pembelajaran rumah sakit yang lain. “Jangan berhenti di kompetisi ini saja, harus berkelanjutan dan harus ada perkembangan topik yang lebih baik lagi,” harap Noor. (Novira/Adv)