Bacaini.id, JOMBANG – Mayjen TNI Farid Makruf Pangdam V Brawijaya bersama jajarannya berziarah dan tabur bunga di makam Presiden RI ke empat KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Kegiatan ziarah ke makam Gus Dur dilakukan dalam rangka menyambut HUT TNI ke 78. Kegiatan berlangsung di Komplek Makam Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir Kecamatan Diwek Jombang, Rabu (27/9/2023).
Kehadiran Pangdam V Brawijaya bersama rombongan disambut oleh KH Abdul Hakim Mahfud, Pengasuh Ponpes Tebuireng. Di depan dalem kasepuhan, Pangdam menerima kalungan sorban, yakni merupakan tradisi penghormatan terhadap tamu pesantren.
“Kami TNI sengaja melakukan ziarah ke seluruh makam pahlawan, di Tebuireng ini kita berziarah ke makam Presiden RI KH Abdurahman Wahid,” ujar Mayjen TNI Farid Makruf, usai berziarah.
Selain makam Gus Dur, Pangdam bersama rombongan juga menziarahi makam KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim. Kedua tokoh tersebut, yakni kakek dan ayah Gus Dur merupakan pahlawan nasional yang dimakamkan satu kompleks makam keluarga di Ponpes Tebuireng.
Pangdam Farid mengatakan, tema HUT TNI ke 78 kali ini adalah Patriot NKRI Mengawal Demokrasi untuk Indonesia Maju. Dalam mengawal demokrasi TNI harus dalam posisi netral, demi kesuksesan pemilu mendatang. “Netralitas adalah harga mati bagi anggota TNI,” tegasnya.
Rombongan Pangdam V Brawijaya diketahui juga nyekar ke makam Proklamator RI Soekarno di Blitar. Kegiatan ziarah dilakukan sebagai bentuk penghormatan TNI kepada jasa pahlawan dan presiden yang sudah berjuang mendahului.
Disinggung soal kesiapan pengamanan pemilu, Farid mengaku terus menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah dan Polri. Menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat selama pelaksanaan pesta demokrasi, menurutnya tugas bersama seluruh masyarakat.
TNI juga akan terus berkampanye ke masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Kami dari TNI siap mengawal pemilu supaya jujur adil dan transparan hingga terpilih pemimpin yang terbaik,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Farid juga menilai masyarakat Jawa Timur sudah dewasa dalam menentukan pilihan pemimpin ke depan. Iklim yang ada diharapkan terus terjaga sampai pelaksanaan pemilu 2024 mendatang.
Terkait perbedaan pilihan, menurut Farid adalah hal biasa yang tidak perlu di permasalahkan. “Persatuan dan kesatuan harus tetap diutamakan,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Solichan Arif