• Login
  • Register
Bacaini.id
Tuesday, November 25, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Hoaks Harimau Jawa di JLS Blitar dan Cerita Pembantaian Rampogan Macan  

ditulis oleh Editor
18 April 2024 15:51
Durasi baca: 2 menit
mitos kediri dimangsa harimau

Mitos berbuat jahat di 2 desa di Kabupaten Kediri Jawa Timur akan dimangsa harimau (foto/istimewa)

Bacaini.id, BLITAR – Seekor harimau Jawa (panthera tigris sondaica) tiba-tiba muncul di kawasan Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Blitar Jawa Timur. Kabar yang dilengkapi dengan rekaman video raja hutan itu, sontak viral di media sosial.

Pengunggah video harimau Jawa yang menghebohkan itu diketahui bernama Tulus Rianto (53) warga Dusun Krajan Desa Tambakrejo Kabupaten Blitar. Saat ini yang bersangkutan telah dimintai keterangan aparat kepolisian.

Aparat Polsek Wonotirto Kabupaten Blitar memastikan kabar munculnya harimau Jawa di kawasan JLS adalah hoaks atau kabar bohong. Pengunggah video juga telah diminta melakukan klarifikasi.

“Sudah kami pastikan bahwa itu adalah hoaks, pengunggah video sudah kami mintai keterangan dan mengakui itu palsu atau tidak benar,” ujar Kapolsek Wonotirto AKP Supriadi kepada wartawan Kamis (18/4/2024).

Kabar tentang munculnya harimau Jawa di kawasan JLS diketahui relatif mudah dipercaya, yakni utamanya oleh masyarakat Blitar Raya. Kenapa demikian? Hal itu terkait erat dengan kawasan hutan Blitar selatan yang tersohor sebagai markas atau kerajaan harimau.

Terutama di wilayah Lodoyo, Kecamatan Sutojayan yang selama ini dikenal sebagai habitat berkembang biaknya harimau Jawa. Sejumlah sumber menyebut, tingginya populasi harimau di belantara Lodoyo Blitar sudah terkenal seantero pulau Jawa.

Penyusutan populasi harimau Jawa berlangsung pasca tahun 1860, yakni pada saat tradisi Rampogan Macan bergeser ke Jawa Timur. Sebelumnya tradisi Rampogan Macan dan Sima Mahesa diketahui berpusat di wilayah Yogyakarta.

Rampogan Macan merupakan tradisi masyarakat Jawa membinasakan harimau di dalam gelanggang pertempuran yang tidak seimbang. Di arena itu raja rimba yang menakutkan, dibantai.

Digambarkan bagaimana harimau dilepas ke tengah barisan laki-laki pilihan atau gandek yang terdiri dari 3-4 lapis barisan dengan formasi melingkar. Pada tangan mereka terhunus tombak panjang dengan posisi mengepung.

Di Jawa Timur, tradisi Rampogan Macan berlangsung di alun-alun Blitar dan Kediri. Pemerintah kolonial Belanda mendukung tradisi Rampogan Macan lantaran harimau dianggap sebagai hama yang harus ditumpas.

Imbasnya banyak harimau yang berasal dari hutan Lodoyo Blitar mati terbunuh. Sejarawan asing Peter Boomgard dalam Death to The Tiger menyebut, merosotnya jumlah harimau akibat populasi yang berkurang.

“Pada periode 1830-1860, jumlah harimau yang mati setiap tahun mencapai rata-rata 1.250 ekor. Pada tahun 1900, jumlah yang dibunuh dalam tradisi Rampogan Macan sebanyak 400 ekor”.

Seiring terus berkurangnya jumlah populasi harimau Jawa, yakni bahkan menuju punah, mulai tahun 1923 Rampogan Macan sebagai tradisi masyarakat Blitar dan Kediri menghilang dengan sendirinya

Dari sejumlah sumber yang dihimpun, pada tahun 1976, jumlah harimau Jawa hanya tersisa 3-5 ekor dan semuanya bertempat di suaka alam Meru Betiri, Jember, Jawa Timur. Mulai tahun 1980an, populasi harimau Jawa diasumsikan punah dan keberadaanya sulit dijumpai. 

Namun kendati demikian, folklor atau cerita tutur mayarakat Blitar tentang keangkeran hutan Lodoyo dengan harimaunya, hingga kini masih terjaga dengan baik.

Penulis: Solichan Arif   

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: harimau jawaharimau Jawa punahhoaksJLS Blitarkolonial Belandatradisi rampogan macan
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Tan Malaka Adalah Maha Guru

Tan Malaka Adalah Maha Guru

fashion untuk orang indonesia

Orang Indonesia Terpendek di Dunia, Ini Fashion Agar Tampak Tinggi

Gus Muid: Wali Kota Kediri Mendatang Tak Boleh Dikendalikan Orang Lain

Ponpes Lirboyo Mau Jadi Fasilitator Penyelesaian Konflik PBNU Dengan Syarat

  • festival sungai di trenggalek

    Ada Festival Sungai dan Lomba Perahu Gethek di Trenggalek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemelut di PBNU Hingga Pemakzulan Gus Yahya Dipicu Info Tak Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penemuan Rafflesia Hasseltii Bikin Ilmuwan Histeris, Ada Apa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist