Bacaini.id, MALANG – Kota Malang, Jawa Timur menjadi daerah dengan jejak historis yang panjang dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu bukti sejarah yang cukup menarik diulas ialah Monumen Patung Chairil Anwar.
Patung tokoh penyair angkatan muda itu berada di zona koridor III Kayutangan Heritage, Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang. Letak patung monumen yang juga menjadi ‘tetenger’ pusat kota itu berada persis di depan Gereja Kayutangan.
Monumen Patung Chairil Anwar sudah berdiri sejak tahun 1955. Sejarawan asal Malang, FX Domino BB menyebut patung itu berdiri atas inisiatif Achmad Hudan Dardiri seorang guru SMA Negeri 1 Malang sekaligus dosen PGSLP Malang.
Patung setengah badan itu dibuat oleh seniman Widagdo dengan biaya dari Seksi Kebudayaan Kota Besar Malang kala itu. Patung ini bahkan diresmikan langsung oleh Wali Kota Malang saat itu, Sardjono Wirjohardjono, tepatnya pada 28 April 1955.
”Keberadaan patung Chairil Anwar sendiri hanya ada dua. Satunya di Jakarta, satunya di Kota Malang ini,” ungkap sejarawan yang akrab disapa Sisco itu, Minggu, 19 Februari 2023.
Meski tidak ada dokumen tertulis, patung ini berdiri untuk mengenang kehadiran pujangga angkatan muda saat menginjakkan kakinya di Malang. Bahkan, dua puisinya berjudul ‘Sorga’ (1947) dan ‘Sajak buat Basuki Resobowo’ (1947) juga tercipta di Malang.
“Sajak yang ditulis Chairil Anwar di Malang bernuansa keluhan. Bisa jadi, puisi itu dibuat dalam suasana kebatinan Sidang Badan Pekerja KNIP yang melahirkan keputusan-keputusan penting terkait nasib republik,” jelasnya.
Kabarnya, penulis puisi ‘Aku’ itu menginjakkan kaki di Malang untuk mengikuti Sidang Pleno Kelima Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang menjadi embrio Dewan Perwakilan Rakyat. Sidang pleno itu dihadiri Presiden Sukarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir.
Terlepas dari keakuratan dokumen sejarahnya, patung Chairil Anwar ini telah menjadi ikon Kota Malang, terlebih di pusat kota Kayutangan. Patung ini menjadi simbol penyemangat anak-anak muda untuk berjuang membangun negeri.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira