BLITAR – Peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar kembali menghadapi situasi sulit. Hal itu terjadi lantaran naiknya harga pakan bersamaan dengan turunnya harga telur.
Ketua Koperasi Putera Blitar, Sukarman mengatakan harga pakan sejak Desember tahun lalu terus menanjak naik, dari Rp 5.300 per kilogram menjadi Rp 6.300 per kilogram. Pada saat yang sama, sejak awal Januari harga jual telur terus turun dari kisaran Rp 20.000 per kilogram kini menjadi Rp 16.500 per kilogram.
”Harga pakan naik tapi harga telur malah terjun bebas seperti pesawat Sriwijaya Air. Kemarin harga telur Rp 17.000 di kandang, sekarang sudah turun lagi menjadi Rp 16.500,” terang Sukarman dengan nada bercanda merujuk pada kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air beberapa waktu lalu, Rabu, 27 Januari 2021.
baca ini ; 10 Komoditas Harga Bahan Pokok Turun Pra Natal dan Tahun Baru
Kabupaten Blitar dikenal sebagai daerah penghasil telur terbesar di Jawa Timur, sedangkan Jawa Timur sendiri selama ini merupakan pemasok telur terbesar di tingkat nasional.
Koperasi Putera Blitar adalah koperasi yang mewadahi lebih dari 400 peternak skala kecil menengah di Kabupaten Blitar dan sekitarnya. Menurut Sukarman, total produksi dari seluruh anggota Koperasi ini mencapai 200 ton telur per hari.
Situasi sulit seperti saat ini seolah menjadi situasi yang rutin, setidaknya sekali dalam setahun. Beberapa tahun lalu, ketika harga jagung naik di kisaran Rp 6.000 per kilogram dan harga telur turun hingga di kisaran Rp 13.000 per kilogram, anggota Koperasi ini melakukan demo besar-besaran di Kota Blitar. Demo bahkan dilanjutkan kemudian di depan Istana Negara di Jakarta.
baca ini ; Menikmati Edible Flower Segar Dalam Sebuah Puding
Sukarman mengatakan, kali ini harga jagung stabil pada kisaran Rp 4.300 per kilogram namun harga pakan konsentrat lah yang naik. Kenaikan harga pakan pabrikan itu, kata Sukarman, akibat sebagian besar bahan bakunya harus diimpor.
“Bahan bakunya bungkil kedelai dan tepung daging, keduanya impor dan harganya sedang tinggi,” terangnya.
Menurutnya, harga pakan di saat normal adalah Rp 5.300 per kilogram. Secara keekonomian, ujarnya, idealnya harga jual telur di kandang sekitar Rp 20.000 per kilogram.
Menyikapi situasi ini, 11 Januari lalu Koperasi Putera berkirim surat ke Menteri Sosial guna meminta Pemerintah Pusat turun tangan. Caranya, sesuai isi surat itu, Kemensos membeli telur dari Koperasi Putera dan wadah peternak ayam petelur lain di harga yang wajar secara keekonomian untuk disalurkan ke masyarakat sebagai bantuan pangan non tunai di masa pandemi.
“Ini solusi yang kami usulkan. Tahun 2020 kan sudah berjalan, kami memasok telur untuk disalurkan sebagai bantuan pangan. Tapi 2021 program dihentikan gara-gara korupsi itu,” ujarnya merujuk pada kasus korupsi di Kemensos yang diduga melibatkan mantan menteri sosial Juliari P Batubara.
Penulis ; Hasan
Editor ; Karebet