Bacaini.ID – Pasangan Rijanto-Beky Hendriansyah atau Haji Beky diusung koalisi PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) di Pilkada Kabupaten Blitar 2024.
Rekom paket politik ini memang belum turun, tapi kata Ketua Desk Pilkada PAN Kabupaten Blitar Miftakhul Huda, hampir pasti segera tiba. “Tidak lama lagi,” tuturnya optimistis.
Munculnya pasangan Rijanto-Beky disusul dengan konsolidasi di markas PAN Kabupaten Blitar. Prediksi yang berkembang, siapa-siapa partai politik yang masih belum dipinang, tinggal nunggu waktu untuk merapat.
Partai Golkar (5 kursi), PPP (1 kursi), Partai Demokrat (2 kursi), termasuk Partai Gerindra (7 kursi) yang kadernya sudah mengantongi surat tugas, masih berpeluang merapat. Sebab tidak ada yang tidak mungkin di politik.
Selain di markas PAN, konsolidasi politik pasangan Rijanto-Beky juga berlangsung di kandang banteng Kabupaten Blitar.
Faktanya, kehadiran duet Rijanto-Beky telah memantik dinamika politik Kabupaten Blitar yang sebelumnya adem ayem jadi lebih hidup. “Menyala abangku,” seru para milenial jamaah pengajian Gus Iqdam di sebuah warung kopi.
Konstelasi politik pun berubah. Spekulasi Pilkada Kabupaten Blitar 2024 yang menyebut bakal terjadi calon tunggal, patah sudah. Kandas sudah harapan Bacabup petahana Rini Syarifah atau Mak Rini melawan bumbung kosong.
Begitu juga dengan manuver politik mantan Wabup Blitar Rahmat Santoso atau Makde Rahmat yang sebelumnya juga disuarakan siap memborong rekom partai.
Munculnya pasangan Rijanto-Beky membuat harapan Makde Rahmat ibarat bermimpi mengubah lempengan besi jadi emas. Makde Rahmat diketahui pecah kongsi dengan Mak Rini dan berniat maju sendiri sebagai bacabup di Pilkada Kabupaten Blitar 2024.
Makde Rahmat memamerkan keseriusannya dengan membentangkan baliho-baliho bertagline: Bagimu Blitar Jiwa Raga Kami. Tagline yang banyak digunjing bias arah, miskin rima dan makna.
Kembali pada duet Rijanto-Beky yang dispekulasikan bakal jadi jalan buntu buat Mak Rini dan PKB dalam mempertahankan kekuasaan, utamanya faktor Haji Beky atau Kaji Beky.
Pertanyaanya? Seberapa kuat figur Haji Beky membungkam hasrat politik Mak Rini untuk menduduki kursi Bupati Blitar dua periode?. Mari kita ukur secara popularitas, elektabilitas dan logistik atau amunisi.
Soal popularitas, siapa yang tidak kenal Beky Herdiansyah di Kabupaten Blitar. Kaji Beky sudah lama kesohor sebagai pengusaha sukses di bidang peternakan dan pertanian.
Apalagi dengan Rijanto yang merupakan mantan Bupati Blitar, koalisi PDIP-PAN tidak butuh energi besar untuk sosialisasi, mengenalkan Haji Beky ke masyarakat Kabupaten Blitar.
Lahir di Desa Tawangrejo, Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar, kiprah Kaji Beky sebagai sosok kaya raya yang dermawan sudah lama didengar. Nama Beky kian moncer setelah kerap muncul di acara pengajian dai kondang Gus Iqdam atau Muhammad Iqdam Kholid.
Usut punya usut, Kaji Beky merupakan santri kinasih Gus Iqdam. Lihat saja suara-suara yang datang dari jamaah Sabilu Taubah (ST) di media sosial. Selain banyak sentimen positif, sejak awal tak sedikit yang berharap Kaji Beky berposisi diametral dengan Mak Rini di Pilkada Kabupaten Blitar 2024.
Sentimen positif itu kian menguat setelah banner Kaji Beky sebagai Ketua Garangan Indonesia bertebaran di mana-mana. Popularitas dengan sentimen positif diketahui salah satu indikator untuk mengukur tingkat elektoral.
Satu-satunya celah Kaji Beky adalah belum memiliki pengalaman di pemerintahan. Bukankah sebelum terpilih di Pilkada 2020 Mak Rini juga dikenal sebagai pengusaha, pedagang yang tidak memiliki pengalaman pemerintahan?.
Kemudian bagaimana dengan logistik atau amunisi? Pertanyaanya, siapa yang masih meragukan stok pundi-pundi keuangan Kaji Beky? Siapa yang belum tahu dengan julukannya sebagai crazy rich Blitar?.
Kenapa logistik jadi faktor penting? Sebab sudah jadi rahasia umum kekuatan logistik masih jadi kunci kemenangan dalam sebuah perhelatan pesta demokrasi langsung. Tentu amunisi yang ditembakkan harus diimbangi pasukan tempur lapangan yang mumpuni.
Ketua Desk Pilkada PAN Kabupaten Blitar Mifthakul Huda membenarkan popularitas dan elektabilitas Kaji Beky akan jadi faktor utama koalisi PDIP-PAN untuk memenangkan pertempuran Pilkada 2024. “Iyes, figur Kaji Beky jadi faktor,” paparnya.
Pada Pilkada 2020, koalisi PAN-PKB yang mengusung Mak Rini-Makde Rahmat diketahui berhasil mengalahkan PDIP yang mengusung petahana Rijanto-Marheinis Urip Widodo.
Koalisi PAN-PKB meraup kemenangan 58,84 % suara atas PDIP yang hanya meraih 41,16 %. Pada pilkada 2024 ini PAN berkoalisi dengan PDIP untuk melawan PKB yang mengusung petahana.
Huda menegaskan, kompetisi yang berlangsung nanti bukan pertandingan balas dendam, di mana PDIP, yakni dalam hal ini Rijanto menebus kekalahan pada 2020.
Pada spektrum politik yang lebih luas jadi bukti di manapun PAN mengambil posisi, di situ kemenangan mengikuti. Karenanya, kata Huda target kemenangan pada Pilkada 2024 harus lebih besar dari Pilkada 2020.
“Bukan pertandingan balas dendam, tapi target kemenangan harus lebih besar dari Pilkada 2020,” pungkas Huda.
Penulis: Solichan Arif