Bacaini.ID, KEDIRI – Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam sekaligus pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah, Gus Iqdam berbela sungkawa atas wafatnya KH Dauglas Toha Yahya atau Gus Lik Jamsaren. Gus Iqdam mengakui jika saat ini belum ada majelis yang mampu mengalahkan Gus Lik dengan jamaah puluhan ribu orang.
Kabar duka itu diterima Gus Iqdam saat tengah mengisi pengajian di Udanawu Blitar, Sabtu malam, 21 September 2024. Saat berbicara di depan jamaahnya, seorang santri menyampaikan jika Gus Lik wafat kepada Gus Iqdam. Seketika Gus Iqdam menghentikan sejenak pengajiannya. “Innalillahi wainnalillahirojiun,” ucapnya spontan.
Gus Iqdam lantas menceritakan sosok Gus Lik yang dianggap sebagai Auliya Illah (kekasih Allah). “Mbah Lik itu istimewa. Jamaahnya puluhan ribu sejak dari dulu,”aku Gus Iqdam.
Jauh sebelum majelis Sabilu Taubah muncul, pengajian Gus Lik sudah ada. Berbeda dengan pengajian Gus Iqdam yang modern dan banyak melibatkan anak muda, pengajian Gus Lik menyasar masyarakat di desa-desa. “Di Kediri belum ada majelis apapun yang ramainya mengalahkan pengajiannya Gus Lik,” kata Gus Iqdam.
Materi yang disampaikan juga sangat sederhana, dan disebarluaskan dengan cara konvensional. Warga yang tak kebagian tempat di dekat panggung memilih mengolor kabel untuk menyambungkan pengeras suara hingga beberapa kilometer.
“Penampilan beliau juga sederhana, tidak seperti saya ini,” kata Gus Iqdam.
Ulama muda ini mengakui jika keberhasilan pengajian yang dirintisnya merupakan dampak positif dari pengajiannya Gus Lik. Mereka bisa duduk bersama dengan tenang tanpa membawa embel-embel entitas. Budaya inilah yang mempengaruhi perilaku majelis Sabilu Taubah hingga tetap berjalan damai.
Penulis: Hari Tri Wasono
Comments 1