Bacaini.id, KEDIRI – Buat Readers yang selalu update info selebritis tanah air di media sosial, tentu tak asing dengan Fuji, konten kreator yang di awal permunculannya menuai kontroversi bahkan sampai saat ini.
Nama Fujianti Utami Putri atau Fujian dikenal luas oleh publik seiring tragedi meninggalnya artis Vanessa Angel dan suaminya Bibi Adriansyah dalam insiden kecelakaan tunggal yang tragis.
Fuji merupakan adik kandung Bibi Adriansyah. Tragedi maut yang menimpa Bibi Adriansyah dan Vanessa Angel, istrinya jadi perbincangan masyarakat luas selama berbulan-bulan.
Apalagi pasca kejadian itu banyak muncul drama yang melibatkan masing-masing pihak keluarga Vanessa dan Bibi, terutama soal perebutan hak asuh anak semata wayang pasangan Vanessa-Bibi yang selamat dalam kecelakaan.
Dibalik bergulirnya kisah tragis itu, nyatanya Fuji mampu bertahan menjadi seorang konten kreator yang paling banyak diminati netizen dan bahkan beberapa kali mendapat awards.
Namun Readers, karena kemunculannya yang kerap dibarengi kontroversi dari orang-orang di sekelilingnya, Fuji bukan hanya banjir dukungan dari netizen, tapi juga sering mendapat sentimen negatif dari haters.
Baru-baru ini secara serentak dan seolah ada yang mengorkestrasi, konten-konten Fuji baik di Tiktok maupun di Instagram mendapat komentar senada dari netizen dengan kalimat seragam “Aura Maghrib”. Apa sih maksudnya?.
Maksud dari “Aura Maghrib”
Sebetulnya kalimat bullying ini tidak hanya ditujukan kepada Fuji. Banyak juga selebritis lain yang mendapat lontaran kalimat senada untuk menunjukkan ketidaksukaan haters pada yang bersangkutan.
Frasa seperti “Maghrib Banget”, “Maghrib lu” dan sejenisnya, dilontarkan netizen untuk men-downgrade penampilan sang seleb.
Kalimat ini pada awalnya menggambarkan aura negatif yang dipancarkan oleh seseorang. Merujuk pada kata “Maghrib”, di mana kebanyakan masyarakat mempercayai bahwa maghrib atau petang adalah waktu munculnya aura-aura negatif alam seperti munculnya setan dan sejenisnya.
Kata Maghrib dalam konteks ini juga menggambarkan sifat negatif seseorang yang tidak menyenangkan, membuat tidak nyaman dan perasaan-perasaan negatif lain. Namun dalam perkembangannya netizen memakai sebagai rujukan untuk menggambarkan warna kulit seseorang.
Ya, standar kecantikan Indonesia selalu menganggap perempuan cantik adalah yang berkulit terang, cerah atau putih. Hal itu membuat kata “Maghrib” dipakai untuk menunjuk warna kulit gelap. Naif sekali ya Readers?.
Warna Kulit Orang Indonesia
Standar kecantikan yang dianut oleh orang Indonesia terkadang semata mengikuti tren dunia. Sementara kulit orang Indonesia sendiri terbagi atas beberapa tingkatan warna: putih, kuning langsat dan sawo matang.
Kulit sawo matang inilah yang kerap mendapat lontaran kalimat ejekan “Maghrib”. Yang perlu Readers ketahui, kulit sawo matang secara internasional disebut tanned skin. Jenis warna kulit yang justru banyak digandrungi orang-orang berkulit putih di luar negeri. Terutama Eropa dan Amerika.
Tanned skin dianggap sebagai warna kulit yang sempurna, eksotis dan mahal. Bahkan untuk mendapatkan warna kulit tan, begitu biasa diucapkan, mereka rela merogoh kocek yang tak sedikit demi menjalani perawatan khusus.
Jadi Readers, mengejek seseorang hanya lantaran warna kulitnya adalah tindakan yang tidak bijaksana. Mereka yang masih mempermasalahkan hal itu justru terlihat kurang wawasan.
Kalimat bullying itu jatuhnya pada sikap rasis, dan tentunya sangat disayangkan bukan?. Setiap orang terutama perempuan memiliki keunikan masing-masing dalam penampilannya. Warna kulit apapun akan terlihat sempurna jika dirawat dengan baik.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif