Bacaini.id, KEDIRI – Seorang pengusaha tahu di Kediri sukses memanfaatkan teknologi dalam membuat tahu. Dengan mekanisasi ini, pembuatan tahu tak lagi dilakukan secara konvensional dan lebih higienis.
Pemanfaatan teknologi modern ini dilakukan Gatot Siswanto, pemilik rumah produksi tahu merek Gudangnya Tahu Takwa (GTT) di Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Dengan pralatan yang dirancang, produksi tahu bisa menghemat tenaga kerja dan menekan biaya. “Kapasitas produksi juga berkali lipat,” kata Gatot Siswanto kepada Bacaini.id, Selasa, 7 September 2021.
Alih-alih memesan alat dari pabrik, Gatot merakitnya sendiri secara otodidak. Ide pembuatan mesin pembuat tahu ini muncul ketika Gatot kewalahan menerima banyaknya pesanan tahu. Pengusaha ini berpikir keras bagaimana membuat alat yang bisa meningkatkan kapasitas produksi, namun tidak membuang banyak biaya.
Setelah melalui banyak percobaan, Gatot akhirnya menemukan rakitan mesin yang ideal. Alat ini terdiri dari boiler, mesin penggilingan berbagai ukuran, bejana pembibitan berbentuk drum, dan alat cetak tahu berbahan stainless.
Keberadaan mesin boiler atau ketel uap ini sangat menghemat waktu dibandingkan mengolah tahu dengan cara manual. Alat ini mengubah energi air menjadi uap dengan cara pemanasan.
“Jika menggunakan metode manual bisa menghasilkan 24 resep dalam 6 jam, mesin boiler bisa menghasilkan 40-60 resep. Perbandingannya manual 30 persen sedangkan boiler 70 persen. Biayanya juga lebih rendah,” kata Gatot.
Selain itu, penggunaan mesin dalam produksi tahu juga lebih higienis karena dibuat dari bahan stainless.
Kini tak hanya sukses menciptakan mesin pembuat tahu, Gatot juga telah menjual mesinnya ke sejumlah produsen tahu tanah air. Seperti Nganjuk, Kalimantan, dan NTB. Untuk mesin penyedotan dihargai Rp 1.800.000, mesin penyaringan Rp 10.000.000, mesin penggilingan mulai Rp 2.000.000, sedangkan cetakan tahu seharga Rp 1.100.000 tergantung ukuran.
Pemanfaatan mesin ini, menurut Gatot, tak bisa dihindari. Sebab makin hari ketersediaan tenaga kerja manusia juga berkurang. Saat ini terdapat 50 karyawan yang bekerja di rumah produksi GTT.
Selain produksinya yang modern, pengemasan tahu GTT juga rapi dan menarik. Tahu dikemas dalam plastik isi 10 buah dengan harga murah. Tahu takwa dibanderol Rp 12.000 (isi 10 buah), tahu pong Rp 2.500, tahu susu Rp 4000, tahu bulat Rp 3.500, dan tahu stik Rp 11.000.
Penulis: Tiza Seftiana
Editor: HTW
Tonton video: