Bacaini.id, KEDIRI – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah, tidak terkecuali Pemerintah Kota Kediri. Perlu diketahui, jumlah temuan kasus TBC di Indonesia saat ini masih menjadi temuan kasus terbesar ke-3 di dunia.
Banyaknya temuan ini justru memacu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri untuk dapat menemukan lebih banyak lagi penderita TBC demi menuntaskan dan memutus penyebaran TBC di Kota Kediri. Untuk merealisasikannya, Dinkes membentuk kader Kilisuci yang akan bergerak menganalisa, menemukan dan memantau penderita TBC.
Sebanyak 1.870 kader Kilisuci yang telah dipilih Dinkes Kota Kediri secara bergilir akan diberikan ilmu dan wawasan tentang TBC, baik cara mengenalinya, pengobatan hingga pencegahan penyebaran TBC secara bergantian.
Seperti yang dilakukan di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri hari ini, Selasa, 8 November 2022. Bimtek program TBC ini rencananya akan dilaksanakan selama 3 hari, mulai tanggal 8 – 10 November 2022 dan akan diikuti 230 kader secara bergilir.
Pada hari pertama, Bimtek diikuti oleh 75 kader dari Kecamatan Mojoroto, selanjutnya hari kedua diikuti oleh 85 kader dari Kecamatan Kota dan terakhir akan diikuti 70 kader dari Kecamatan Pesantren.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Fauzan Adima mengungkapkan bahwa hingga akhir bulan Oktober kemarin, jumlah kasus TBC yang ditemukan di Kota Kediri sudah mencapai 815 penderita.
“Jumlah ini bisa terus bertambah hingga akhir tahun. Semakin banyak temuan penderita, akan membuktikan kinerja dari kader Kilisuci,” ujarnya saat dihubungi, Selasa, 8 November 2022.
Meski jumlah temuan tersebut cukup besar, tapi menurut Fauzan sekitar 80% kasus atau 652 penderita TBC telah mendapatkan pengobatan yang intensif selama 6 bulan dan telah dinyatakan sembuh. Sedangkan sisanya masih harus menjalani pengobatan rutin selama 6 bulan.
“Memang untuk pengobatan penderita TBC, pasien harus mengkonsumsi obat secara teratur selama 6 bulan, agar bakteri mycobacterium tuberculosis benar-benar mati. Pada fase pengobatan ini kader juga memiliki peran yang cukup penting demi mendukung kesembuhan pasien TBC,” jelasnya.
Fauzan mengaku bahwa Pemkot Kediri menaruh harapan besar pada kader Kilisuci dalam membantu Dinkes untuk menuntaskan kasus TBC di Kota Kediri. Karena tentu saja Pemkot Kediri tidak akan mampu bekerja sendiri untuk menemukan dan memantau pasien TBC.
“Saya ucapakan terimakasih kepada para kader Kilisuci yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab,” imbuhnya.
Selain sebagai upaya membekali ilmu dan pengetahuan para kader Kilisuci, bimtek program TBC ini juga sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang jatuh pada tanggal 12 November nanti.**