Bacaini.ID, KEDIRI – Kue Bulan atau Mooncake selalu hadir di setiap perayaan etnis Tionghoa dimanapun mereka tinggal, tak terkecuali tahun baru Imlek.
Padahal sebenarnya Kue Bulan merupakan makanan ikonik untuk Festival Pertengahan Musim Gugur.
Festival Tiong Ciu, Festival Bulan atau Festival Kue Bulan, merupakan hari raya panen sekaligus salah satu festival terpenting di China.
Festival ini dirayakan pada hari kelima belas bulan delapan Kalender Lunar Tionghoa.
Dalam kalender Gregorian, biasanya jatuh pada minggu kedua September sampai minggu kedua Oktober.
Dikutip dari The Green Collective, Kue Bulan memiliki sejarah panjang lebih dari 3000 tahun lalu.
Berdasarkan catatan sejarah, terdapat jejak awal kue bulan yang disebut ‘kue Taishi’ lebih dari 3000 tahun yang lalu pada masa Dinasti Shang dan Zhou (Abad ke-17 SM – 256 SM).
Kue ini tipis di bagian tepinya dan tebal isiannya di tengah. Dalam perjalanannya kue Taishi berkembang menjadi ‘kue Hu’.
Yakni, versi kue Taishi yang dibuat dengan biji wijen dan kenari, yang diperdagangkan dari Tiongkok bagian barat.
Kue Bulan, Kue Kemenangan
Kue bulan versi terkini diperkenalkan pada masa Dinasti Tang (618-907 M).
Hal ini berlangsung ketika Jenderal Lijing, masa Kaisar Li Shimin dari Dinasti Tang, memimpin pasukan melawan Turki pada hari ke-15 bulan ke-8 lunar.
Sebagai tanda penghargaan, seorang pedagang Tibet menawari Li Shimin beberapa kue bundar yang kemudian ia perkenalkan kepada rakyatnya.
Kue ini dengan cepat populer dan diberi nama ‘kue bulan’, yang disantap pada hari ke-15 bulan ke-8 penanggalan lunar.
Kue Bulan Sandi Spionase
Dalam sejarahnya, kue bulan juga ikut andil menggulingkan pemerintah, yang terkenal dengan sebutan ‘Pemberontakan Kue Bulan’.
Pada akhir Dinasti Yuan (1271 – 1368 M), para pemberontak memanfaatkan kue bulan untuk berkumpul dan mengorganisir gerakan kudeta melawan penguasa yang sewenang-wenang.
Zhu Yuanzhang, pendiri Ming, sebuah kelompok pemberontak, menyatukan berbagai kekuatan perlawanan untuk mempersiapkan pemberontakan.
Namun mereka mengalami kesulitan menyampaikan pesan kepada pasukan secara rahasia.
Untuk mengatasi masalah ini, mereka akhirnya memasukkan catatan ke dalam isian kue bulan dan mendistribusikannya di antara pasukan Ming.
Pemberontak berhasil, dan kue bulan menjadi salah satu bentuk penghargaan yang diserahkan untuk para pejuang.
Festival Kue Bulan
Kue bulan identik dengan segala jenis perayaan di China. Festival Kue Bulan sendiri digelar untuk menghormati musim panen.
Bulan purnama di musim gugur melambangkan keberhasilan penyelesaian panen, menjadikannya waktu yang ideal untuk bersyukur kepada para dewa dan alam.
Pada masa Dinasti Zhou (1046–256 SM), pemujaan bulan diresmikan sebagai bagian dari ritual panen musim gugur.
Orang-orang akan mempersembahkan makanan dan pengorbanan ke bulan, berdoa agar panen membuahkan hasil dan kemakmuran di tahun mendatang.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif