Bacaini.id, JOMBANG – Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jombang membuat para pedagang daging sapi resah. Sejak wabah ini merebak, tingkat penjualan daging sapi di sejumlah pasar tradisional menurun hingga mencapai 30 sampai 50 persen dari harga normal.
Muhammad Arif, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Mojoagung mengatakan penurunan pembeli terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Terutama saat kabar wabah PMK merebak di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk di Jombang.
“Iya mungkin warga masih ada yang khawatir dengan isu isu wabah sapi tersebut,” kata Arif kepada Bacaini.id, Sabtu, 21 Mei 2022.
Arif menyebutkan, sebelumnya dia bisa menjual 1 sampai 1,5 kuintal daging sapi segar. Namun dalam beberapa waktu terakhir hanya sekitar 75 sampai 80 kilogram daging yang terjual setiap harinya. Akibatnya lapak-lapak pedagang daging sapi di pasar Mojoagung kini tampak sepi.
Para pedagang lebih banyak menunggu daripada melayani pembeli. Jika biasanya pembeli daging sapi didominasi pelaku rumah tangga, saat ini rata-rata pembeli adalah pelaku usaha yang menggunakan daging sapi sebagai bahan utama.
Penurunan jumlah pembeli ini secara otomatis mengurangi omzet penjualan para perdagang. Meskipun sudah ada informasi dari pemerintah jika daging aman dikonsumsi, namun masih banyak masyarakat yang khawatir.
“Semoga wabah PMK ini bisa cepat tertangani dan tidak sampai meluas lagi,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Jombang, Mundjidah Wahab memastikan bahwa pihaknya telah melakukan penanganan cepat kepada semua sapi yang diduga terjangkit PMK. Mengingat, sifat wabah ini mudah menular, petugas Dinas Peternakan secara masif melakukan pemantauan dan penanganan.
“Alhamdulillah sapi-sapi yang dilaporkan, termasuk tiga ekor sapi yang mengawali gejala PMK saat ini sudah dinyatakan membaik dan kembali sehat,” ujar Mundjidah saat memantau kondisi sapi di Desa Rejoso Pinggir, Tembelang.
Tidak hanya melakukan pemantauan, Bupati bersama kepala Dinas Peternakan, Agus Sugioto juga memberikan vitamin, obat serta desinfektan kepada pemilik sapi. Para peternak pun diberikan pembinaan terkait dengan PMK, salah satunya penggunaan desinfektan untuk memutus matai rantai penularan.
“Kita tangani dengan pemberian obat dan vitamin sekaligus penggunaan desinfektan, sedangkan untuk sapi yang terjangkit PMK langsung diisolir,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira