• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, November 6, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Cerita Pangreh Praja yang Berwatak Oportunis Sejak Era Kolonial

Jepang menang melu Jepang, Londo menang melu Londo. Demi jabatan menolak Proklamasi Kemerdekaan

ditulis oleh Editor
05/11/2025
Durasi baca: 3 menit
pangreh praja masa kolonial

Watak oportunis pangreh praja pada masa kolonial (foto ilustrasi/KITLV)

Bacaini.ID, BLITAR – Watak oportunis di kalangan pegawai pangreh praja (birokrasi pemerintah) sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda dan Jepang.

Watak oportunis menjadi cara pegawai pangreh praja mempertahankan karirnya di pemerintahan. Demi jabatan mereka rela menjadi gedibal kekuasaan.

Menjilat atasan dan menginjak bawahan asal kemapanan tidak terganggu menjadi hal yang lazim dilakukan pegawai pangreh praja.

Situasi itu dirasakan pada awal kemerdekaan Indonesia. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 tidak direspon positif.

Para pegawai pangreh praja: dari kepala desa hingga bupati tidak tergerak mengibarkan bendera merah putih di kantor mereka.

Salah satunya di wilayah eks Karsidenan Bojonegoro dan Tuban Jawa Timur. Para pegawai pangreh praja memilih tetap mengibarkan bendera hinomaru (bendera Jepang).

Mereka juga enggan mengumumkan kabar proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 kepada rakyat. Sikap itu membuat para pejuang murka. Para pangreh praja dinilai pro penjajah.

“Para pegawai pangreh praja dinilai warisan pemerintah Belanda, sehingga ada gerakan anti mereka,” demikian dikutip dari buku Bodjonegoro Tempo Doeloe, Berawal dari Senin Wage 24 September 1945.

Baca Juga:

  • Profil Sudirman, Usia 30 Tahun Menjadi Panglima Besar
  • Cerita Kho Ping Hoo, Penulis Cersil yang Lebih Njawani
  • Profil Soeharto: Lahir, Jadi Presiden dan Jemput Gelar Pahlawan

Kebencian para pejuang terhadap sikap oportunis pangreh praja meluas di mana-mana. Di sejumlah daerah di Jawa berubah menjadi gerakan revolusi sosial.

Di Brebes, Pemalang dan Tegal (Eks Karsidenan Pekalongan Jawa Tengah), rakyat yang marah menangkapi para elit pangreh praja.

Mereka diseret dan diadili melalui pengadilan rakyat. Bagi yang melawan, dihabisi. Semua aset yang dimiliki disita dan diduduki oleh rakyat.

Sejumlah pejuang menilai sikap oportunis dan cari aman para pangreh praja hanya menjadi penghalang jalannya revolusi.

“Sikapnya (Pangreh praja) menantikan pengumuman resmi atasan itu membuat kebingungan dan keragu-raguannya menghadapi proklamasi,” demikian dikutip dari buku Peristiwa Tiga Daerah, Revolusi Dalam Revolusi.

Sikap pangreh praja yang tetap condong ke pemerintah Jepang tidak lepas dari pengaruh Perjanjian Postdam 16 Juli 1945. Jepang menyerahkan Indonesia kepada Belanda.

Para pangreh praja hanya berfikir menyelamatkan jabatannya. Bahkan di Brebes Jawa Tengah, bupati setempat tidak mempercayai kekuatan proklamasi.

Rakyat pun menyindir sikap oportunis itu dengan ungkapan: Jepang menang melu Jepang, Londo menang melu Londo.

Sejumlah pedagang Cina di Brebes bahkan tidak percaya kemerdekaan Indonesia telah terjadi. Begitu juga dengan orang-orang Arab.

Mereka mendukung pernyataan Bupati Brebes yang menyatakan orang Jawa tidak mampu memerintah dirinya sendiri. Proklamasi kemerdekaan diragukan.

Bahkan tidak sedikit pangreh praja yang menyatakan penolakan. Kecamuk pro kontra proklamasi itu berlangsung hingga tahun 1946.

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, banyak raja dan kaum ningrat yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia.

“Banyak raja dan kaum ningrat yang didukung Belanda dan mendapatkan kekayaan darinya, tak mengakui kemerdekaan Indonesia”.

Para pejuang republik mengeraskan sikap. Mereka terus bergerak ke daerah-daerah, menegakkan proklamasi kemerdekaan. Merah putih harus berkibar di mana-mana.

Semua yang kontra proklamasi kemerdekaan dianggap sebagai penghalang revolusi Agustus.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Sumber: watak oportunis pangreh praja
Via: pangreh praja
Tags: bacaini.idbirokrasi pemerintahIndonesiapangreh prajawatak oportunis
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

pangreh praja masa kolonial

Cerita Pangreh Praja yang Berwatak Oportunis Sejak Era Kolonial

Mbak Wali Nostalgia di Dies Natalies Ke-75 SMP Negeri 1 Kediri

Mbak Wali Nostalgia di Dies Natalies Ke-75 SMP Negeri 1 Kediri

bapmericano menu gen z

Kopi Campur Nasi, Tren Baru Gen Z yang Bernama Bapmericano, Berani Coba?

  • Gawat, Kurang Dari Seminggu 474 Kasus Covid Baru Muncul di Kediri

    Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita Pangreh Praja yang Berwatak Oportunis Sejak Era Kolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist