Bacaini.ID, KEDIRI – Cantik adalah mereka yang berkulit putih masih menjadi stereotipe di Indonesia. Padahal putih, kuning, sawo matang, atau gelap, berkait erat dengan preferensi.
Pandangan yang muncul sejak era kolonial Belanda itu membuat banyak kaum hawa berlomba-lomba mengubah kulit mereka jadi lebih terang.
Alhasil, para produsen skincare membaca prilaku sosial itu sebagai sebuah peluang bisnis. Produk-produk kecantikan dengan memasukan bahan-bahan instan dijajakan.
Yang jadi masalah, terdapat bahan-bahan yang berbahaya bagi kulit. Terutama adanya kandungan mercuri dan hidroquino yang berpotensi merusak kulit.
Celakanya, tidak semua konsumen memahami efek fatal yang bisa terjadi. Jadi apa sebenarnya mercuri itu?
Dilansir dari cseindia.org, merkuri (Hg) dianggap sebagai salah satu dari sepuluh bahan kimia atau kelompok bahan kimia yang jadi perhatian kesehatan masyarakat, utamanya WHO.
Merkuri ditemukan dalam bentuk anorganik dan organik dalam kosmetik. Namun, anorganik amoniated merkuri klorida dan iodida ditemukan sebagian besar digunakan dalam krim pencerah kulit.
Apa dampak merkuri saat berinteraksi langsung dengan kulit?
- Merkuri dalam krim ini menghambat pembentukan melanin, menghasilkan warna kulit yang lebih ringan.
- Penggunaan merkuri pada produk pemutih kulit juga bersifat karsinogenik atau memicu kanker.
- Ini juga dapat menyebabkan ruam kulit, perubahan warna kulit dan jaringan parut, serta pengurangan ketahanan kulit terhadap infeksi bakteri dan jamur.
Pada sisi lain, senyawa merkuri organik seperti garam tikomersal dan phenylruc, adalah dua senyawa merkuri yang diizinkan untuk digunakan sebagai pengawet di bidang kosmetik.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya alternatif yang lebih aman. Di UE, batas yang diizinkan sama dengan atau kurang dari 0,007 persen berdasarkan berat dan Indonesia menerapkan batas yang sama.
Selain merkuri juga terdapat Hidroquinon yang jarang diketahui banyak orang.
Hidroquinon ini memang tidak se berbahaya mercuri namun perlu diketahui terdapat beberapa kandungan atau ciri kulit yang tidak bisa menggunakan hidroquinon.
Hidroquinon dapat membantu mencerahkan kulit dan dapat membantu mengobati berbagai bentuk hiperpigmentasi.
Lalu di mana bahayanya?
Menurut Healthline, letak bahaya dari penggunaan Hidroquinon ini adalah:
- Hidroquinon memutihkan kulit dengan mengurangi jumlah melanosit yang ada. Melanosit membuat melanin, yang menghasilkan warna kulit.
- Jika memiliki kulit kering atau sensitif, hidroquinon menyebabkan kekeringan atau iritasi lebih lanjut.
- Hidroquinon tidak dianjurkan untuk kulit sensitif atau warna kulit sedang hingga gelap. Perlu anjuran dan arahan dari dokter untuk memakainya.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, hydroquinone telah menyebabkan kondisi yang disebut ochronosis (kebelangan). Ini ditandai dengan papula dan pigmentasi berubah menjadi hitam kebiruan. Hal ini dapat terjadi setelah penggunaan sehari-hari yang berkepanjangan.
Meskipun dalam kasus tertentu hidroquinon memiliki efek samping untuk kulit terutama untuk kulit kering dan sensitif.
Namun penggunaan hidroquinon yang sesuai aturan dokter dengan memperhatikan konsistensi pemakaian menghasilkan manfaat dari Hidroquinon, yakni dapat meredam bekas jerawat bintik-bintik pada wajah. Apalagi jika digunakan pada kulit normal atau berminyak.
Itulah beberapa penjelasan mengenai mercuri dan hidroquinon dan bahayanya bagi kulit.
Karena kulit adalah hal yang paling sensitif perlu memperhatikan bahan produk yang terkandung dalam skincare. Hal ini untuk mencegah kerusakan dan efek samping yang berbahaya.
Penulis: Eka
Editor: Solichan Arif