Bacaini.ID, TRENGGALEK – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menanggapi kebijakan kontroversial yang mewajibkan penerima bantuan sosial (bansos) menjalani vasektomi.
Dalam pernyataannya, Mas Ipin, sapaan akrabnya menyampaikan bahwa tidak seharusnya hak memiliki keturunan dibatasi, asal anak-anak yang dilahirkan dibesarkan dengan baik dan memiliki etos kerja tinggi.
Pernyataan itu disampaikan Mas Ipin saat meresmikan Balai Ternak Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) di Desa Pringapus, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek.
Ia menyinggung kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang sempat menyarankan program vasektomi bagi penerima bansos.
“Tidak apa-apa orang di sini terima bansos anaknya banyak, tapi anak kambing. Kalau anak kambingnya banyak maka ekonomi keluarganya meningkat,” ucap Mas Ipin.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memaparkan rencana program peternakan Pemkab Trenggalek yang bertujuan memberdayakan masyarakat prasejahtera, termasuk Mustahik atau penerima zakat.
Program ini akan menggandeng para peternak besar untuk menyumbangkan bibit ternak yang dapat dikelola oleh warga kurang mampu.
Sebagai bentuk perlindungan, pemerintah daerah akan menyiapkan skema asuransi ternak. Asuransi ini akan mengkaver kerugian akibat kehilangan atau kematian hewan ternak, selama tidak disebabkan oleh wabah.
“Nanti fasilitas dari pemerintah berupa proteksi lewat asuransi ternak. Kalau ada risiko, bisa terkaver,” jelas Mas Ipin.
Ia menambahkan, program ini akan diawali melalui skema percontohan bersama Baznas sebelum diperluas dengan pendanaan dari APBD maupun kemitraan dengan para pengusaha ternak di Trenggalek.
Program ini diharapkan menciptakan interaksi sosial yang saling menguntungkan antara warga miskin dan pemilik modal. Melalui pemeliharaan kambing, warga prasejahtera dapat menambah penghasilan secara berkelanjutan.
“Ini bukan sekadar bantuan, tapi ikhtiar bersama membangun kemandirian ekonomi masyarakat,” tutupnya.