Bacaini.ID, TRENGGALEK – Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur sukarela menyisihkan sebagian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk membantu pembangunan daerah.
Sebab kalaupun tidak sukarela, Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin tetap akan memotong TPP ASN tersebut. Hal itu ditegaskan Moch Nur Arifin dalam apel perdana di halaman pendopo Trenggalek.
“Daripada kami potong, lebih baik kalau ini dilakukan secara sukarela sebagai bentuk sedekah,” ujar Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin Senin (3/3/2025).
Moch Nur Arifin atau Mas Ipin diketahui merupakan kepala daerah dari PDIP yang menegaskan diri sebagai petugas partai ketimbang bupati rakyat.
Hal itu terungkap saat acara retret kepala daerah di Akmil Magelang lalu. Mas Ipin sempat sengaja mangkir dua hari lantaran ada perintah dari ketua umum PDIP.
Ia terbukti lebih manut dengan kehendak ketua partai daripada kebijakan pemerintah pusat. Meskipun demikian, Mas Ipin pada akhirnya memutuskan ikut retret hingga usai.
Sementara soal pemotongan TPP ASN untuk membantu pembangunan, Mas Ipin bercerita soal terbatasnya anggaran pembangunan di Trenggalek.
Pada sisi lain masyarakat menginginkan perbaikan infrastruktur yang rusak, utamanya jalan segera dilakukan. Apalagi kerusakan yang ada membahayakan jiwa.
Ipin mengatakan terbatasnya anggaran membuat Pemkab Trenggalek tidak mampu bertindak cepat mengingat anggaran rutin tidak bisa dikurangi.
Solusi yang bisa dilakukan adalah meminta ASN bergotong royong mendonasikan sebagian TPPnya untuk membantu pembangunan.
“Kalau anggaran rutin sudah tidak bisa dikurangi lagi, sementara program pembangunan tetap harus berjalan. Maka pilihan terakhir adalah menyisihkan sebagian Take Home Pay,” ungkapnya.
Mas Ipin juga mengatakan upaya penggalangan dana dari ASN akan dikombinasikan dengan langkah penghematan lainnya.
Pemkab telah memangkas berbagai biaya operasional, termasuk perjalanan dinas dan rapat, namun perlu sumber pendanaan lain untuk menutupi kebutuhan infrastruktur.
Menurut Ipin, kesepakatan ASN untuk berkontribusi mencerminkan semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan anggaran.
Ia berharap dengan langkah ini, kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi tanpa mengorbankan hak-hak mereka
“Ini bulan puasa, dalam tata negara kita juga sedang berpuasa, yaitu efisiensi. Saya tekankan lagi, efisiensi itu mengurangi hak kita, bukan jatah rakyat,” pungkasnya.
Penulis: Aby Kurniawan
Editor: Solichan Arif