KEDIRI – Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno berkunjung ke tempat produksi kerupuk udang di Dusun Sumbernongko, Desa Ngreco, Kecamatan Kandat. Dalam kesempatan ini ia melihat dari dekat proses produksi serta berbincang untuk mengetahui kendala yang dihadapi Sumiran.
“Saya memberi masukan kepada Pak Sumiran agar menjaga kualitas rasa dan tampilan dari kerupuknya. Bila bisa dibentuk rapi, kemudian dikemas dalam satuan lebih kecil dan dipacking dalam kertas, dijual di toko oleh-oleh maupun swalayan. Harga dan keuntungan Pak Sumiran akan lebih bagus,” jelas Bupati.
Bupati juga menyebut, dirinya memerintahkan dinas terkait untuk membantu pemasaran krupuk udang tersebut. “Saya juga menugaskan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro untuk membantu kendala pemasaran Pak Sumiran dengan menggunakan media sosial. Hal ini agar jangkauan promosi bisa lebih jauh lagi dan bisa memberi manfaat bagi usaha Pak Sumiran,” katanya.
Sementara itu, krupuk udang milik Sumiran adalah bisnis yang telah terbukti bertahan selama 33 tahun. Kendati dalam masa pandemi saat ini, usahanya masih bertahan dan tidak berpengaruh terlalu banyak terhadap roda ekonomi miliknya.
Sumiran bercerita, dirinya memulai usaha kerupuk tahun 1987. Saat itu ia baru saja bangkrut dari usaha pembuatan tepung pati usai tertipu rekan usahanya. Oleh seorang kerabat dari Pare, dirinya diajari membuat kerupuk udang. Lalu bersama istri, Supiatun, dirinya mencoba membuatnya di rumah.
“Waktu itu masih membuat empat hingga lima kilogram per hari. Terus istri saya menggorengnya lalu dijual di pasar. Berjalan beberapa waktu akhirnya banyak yang suka karena enak. Sejak itu kami meningkatkan produksi,” kenang Sumiran.
Dilanjutkan oleh Sumiran, setelah produksi meningkat cukup banyak, dirinya tidak mampu lagi menjual kerupuk udang secara matang. Hingga akhirnya dirinya memutuskan menjual produk krupuk mentah dan berlanjut hingga saat ini. Produknya ia beri label ‘Kerupuk Udang Cap Ikan Layur’.
Saat ini ia masih tetap memproduksi 1 kuintal kerupuk setiap harinya. Proses produksi dibantu sedikitnya 8 orang tenaga kerja yang berasal dari tetangga sekitar rumah. Pemasaran produk Sumiran saat ini sekitar Kediri, Batu dan Malang. “Untuk harga saya menjual dengan harga Rp. 80.000,- per kemasan 5 kilogram,” katanya. (ADV)