Bacaini.id, JOMBANG – Belasan rumah warga di lereng Gunung Anjasmoro Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang retak dan nyaris roboh. Puluhan warga terpaksa mengungsi akibat tanah di permukiman mereka ambles.
Peristiwa ini bermula saat turun hujan lebat sejak Rabu hingga Kamis dini hari, 6-7 Maret 2024. Bersamaan dengan gemuruh hujan, warga mendengar bangunan rumahnya retak cukup besar. Sebagian tembok juga roboh.
“Saat itu turun hujan, terdengar suara prak. Ternyata lantai dan tembok retak,” cerita Rinawati, salah satu penghuni rumah yang mengalami kerusakan cukup parah pada Bacaini.id, Kamis siang, 7 Maret 2024.
Kedalaman tanah yang ambles mencapai satu meter. Tidak hanya merusak bangunan rumah, jalan cor di desa itu juga rusak. Puluhan warga harus dievakuasi ke lokasi pengungsian karena khawatir pergerakan tanah kembali terjadi seiring dengan curah hujan yang tinggi.
Dalam kondisi panik, mereka hanya bisa menyelamatkan barang berharga sebisanya. Mencari tempat yang lebih aman dan tidak mengalami pergerakan tanah.
Hingga Kamis siang, kondisi belasan rumah disepanjang tanah yang retak dibiarkan begitu saja. Kerusakan yang terjadi mulai tembok jebol hingga pilar penyangga putus. Rumah itu ditinggalkan sementara oleh penghuninya sebelum curah hujan mereda. Tercatat 34 warga mengungsi ke rumah saudara mereka.
Bambang Dwijo, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jombang belum bisa melakukan tindakan apa-apa di lokasi bencana. Bersama TNI dan Polri, Bambang memasang garis polisi di sepanjang bangunan yang membahayakan.”Kita masih melakukan kajian kondisi di lokasi,” jelasnya.
Saat ini BPBD sudah mencarikan lokasi pengungsian yang aman bagi seluruh pemilik rumah. Penanganan penghuni ini masih disiapkan agar mereka tetap mendapatkan tempat yang layak dan aman.
Data sementara mencatat 12 rumah rusak yang dihuni 13 kepala keluarga. Terdiri atas 34 jiwa.
Berdasarkan analisa yang pernah dilakukan BPBD, keretakan tanah ini sudah terdeteksi sejak setahun yang lalu. Petugas sudah mengindentifikasi kemungkinan terjadi pergeseran tanah karena kondisi geologis tanah di lereng gunung anjasmoro. “Kondisi geologis tanahnya memang bergerak, sambil menunggu kajian untuk tindakan lebih jauh dari pemerintah” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Hari Tri W