Bacaini.ID, KEDIRI – Sayur lodeh punya sejarah unik di Indonesia. Masakan nusantara ini diyakini telah ada sejak abad ke-10.
Sejarawan kuliner, Fadly Rahman, memperkirakan tradisi memasak sayur lodeh telah ada pada abad ke-16.
Tepatnya setelah bangsa Spanyol dan Portugis memperkenalkan kacang panjang di Jawa.
Sejarawan lain meyakini sayur lodeh mulai diperkenalkan kembali pada akhir abad-19, ketika Yogyakarta menjadi jantung pergerakan nasional.
Lodeh sebagai penolak bala
Yogyakarta mengenal sayur lodeh sebagai makanan penolak bala.
Tercatat, Sultan Hamengkubuwana VIII pernah memerintahkan warganya untuk memasak sayur lodeh dan berdiam dalam rumah selama 45 hari ketika wabah pes melanda Jawa.
Wabah pes pernah melanda Jawa selama dua dekade sejak tahun 1910 yang menyebabkan ribuan nyawa melayang.
Tradisi memasak sayur lodeh saat pagebluk terus lestari hingga kini.
Pada tahun 2005 Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan kepada nelayan pesisir Kulon Progo untuk memasak lodeh dan mengenal tanda-tanda alam.
Saat itu badai besar yang melanda pesisir Australia diinformasikan bergerak ke arah pulau Jawa.
Makna bahan sayur lodeh
Sayur lodeh merupakan manifestasi dari doa-doa, nasehat dan harapan yang dirupakan dalam bahan masakan.
• Kluwih, nangka muda: kaluwarga luwihono anggone gulowentah gatekne. Artinya, beri perhatian dan nasehat lebih kepada keluarga.
• Cang gleyor, kacang panjang: cancangen awakmu ojo lungo-lungo. Artinya, ikatlah badanmu, jangan bepergian.
• Terong: terusno anggone olehe manembah Gusti, ojo datnyeng, mung yen iling thok. Maknanya, konsisten beribadah kepada Tuhan, jangan hanya ketika ingat saja.
• Kulit melinjo: ojo mung ngerti njobone, ning kudu reti njeronenjerone babagan pagebluk.
Maknanya, jangan hanya paham akibatnya saja, namun harus mengerti juga secara mendalam penyebab wabah.
• Waluh, labu: uwalono ilangono ngeluh ngersulo. Artinya, hilangkan keluh kesah dan tetap bersemangat.
• Godong so: Golong gilig dunga kumpul wong sholeh, sugeh kaweruh babagan agomo lan pagebluk. Artinya, bersatu padu berdoa bersama orang sholeh yang paham soal agama dan wabah penyakit.
• Tempe: temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah. Artinya, bersungguh-sungguh memohon pertolongan Tuhan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif