Bacaini.ID, BLITAR – Pemerintah Kota Blitar pada masa Kolonial Belanda pernah memiliki motto Labor Improbos Omnia Vin Cit.
Motto yang berarti Kerja Mengalahkan Segalanya itu untuk menunjukkan kepada kolonial Belanda bahwa orang-orang Blitar adalah masyarakat pekerja keras.
Saat itu Kota Blitar diketahui masih berstatus gemeente (Kotapraja) dengan jumlah penduduk dan wilayah yang terbatas.
Belum ada makam Proklamator Soekarno atau Bung Karno yang kelak bukan hanya jadi simbol nasionalisme, tapi juga mercusuar berkembangnya ekonomi kerakyatan.
Dikutip dari buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe, penerapan mottomasa kolonial oleh sejumlah kotapraja berlaku mulai tahun 1928.
Misalnya Kotapraja Malang, pada waktu itu memakai motto Nominor Sursum Moveor yang berarti Malang Namaku Maju Tujuanku.
Kemudian Kotapraja Madiun mengusung semboyan Montes Prosperitatem Vident, yang artinya Gunung-gunung Menjadi Saksi akan Kemakmurannya.
Kota Batavia (Jakarta) memakai motto Dispereet Niet yang berarti Pantang Menyerah atau Jangan Putus Asa.
Kotapraja Bandung menggunakan motto Undis Sol atau Uit de Golven de Zon yang artinya Mentari Muncul di Atas Gelombang.
Dan Kotapraja Cirebon memakai motto Per Aspera Ad Astra yang berarti Menuju Bintang Melalui Jerih Payah).
Pemakaian motto mengacu pada ordonansi 7 September 1928 yang berbunyi: Tak ada suatu lambang yang berlaku tanpa persetujuan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Sementara sesuai Staatsblad van Nederlandsche Indie tahun 1906, status gemeente pada pemerintahan Kota Blitar berlaku mulai 1 April 1906.
Pada tahun 1928 sempat berubah menjadi kota karesidenan dengan nama Residensi Blitar. Namun sesuai Stbld Nomor 497 Tahun 1928 dikembalikan gemeente lagi.
Pemakaian motto Labor Improbos Omnia Vin Cit di Kota Blitar diketahui berakhir pada masa kemerdekaan Indonesia.
Diperkirakan pada masa Wali Kota Soeroso Harsono (1945-1947), motto era kolonialitu berganti Hurub Hambangun Praja yang berarti Semangat Membangun Negeri.
Sementara seperti diketahui, Kota Blitar pada periode pemerintahan 2025-2030 telah berganti kepemimpinan baru, yakni Wali Kota Syauqul Muhibbin atau Mas Ibin dan Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba.
Dalam 100 hari pemerintahannya, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin menyatakan mendukung penuh rekrutmen buruh pabrik rokok oleh PT HM Sampoerna.
PT HM Sampoerna diketahui telah menanamkan modal Rp 350 miliar di Kota Blitar. Pada tahun 2025 ini, pabrik rokok skala nasional itu membutuhan 1.400 buruh.
Sebagian besar buruh akan dipekerjakan sebagai tenaga pelinting rokok.
Mas Ibin meminta warga Kota Blitar untuk segera mendaftarkan diri, terutama kepada mereka yang saat ini belum memiliki pekerjaan alias menganggur.
“Jadi, bagi masyarakat yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan, silakan segera mendaftar,” ujar Mas Ibin seperti dikutip dari laman kominfo.jatimprov.go.id Jumat (7/3/2025).
Penulis: Solichan Arif