Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan, khususnya ibu rumah tangga, menjadi catatan Kepolisian Resor Kediri Kota. Mereka diminta tak takut lapor polisi jika menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
“Semakin takut melapor, pelaku kekerasan akan menganggap dan melakukannya lagi seperti menjadi kebiasaan,” kata AKP Verawaty Thaib, SIK, anggota Polresta Kediri kepada bacaini.id, Selasa 22 Desember 2020.
Verawaty sendiri bukan polisi biasa. Dia adalah perempuan pertama yang menjadi Kepala Satuan Reserse Kriminal di Polresta Kediri. Sebuah jabatan yang memaksanya berhadapan dengan pelaku kejahatan setiap hari.
Sebagai perempuan, Vera memahami seutuhnya kedaaan yang dialami perempuan dalam rumah tangga. Apalagi hingga saat ini masih banyak anggota keluarga terutama suami yang memperlakukan istrinya secara tak layak.
Satu peristiwa yang sulit hilang dari ingatan Vera adalah saat menangani kasus penyiraman air keras oleh suami kepada istrinya. Insiden ini terjadi saat dia bertugas di Makasar, dan terjadi hingga dua kali. Menurutnya, rata-rata kasus kekerasan rumah tangga terjadi akibat kesalahpahaman atau tidak lancarnya komunikasi pasangan.
Vera bersyukur kasus kekerasan di Kota Kediri tak pernah terjadi cukup parah. Bahkan selama masa pandemi ini, KDRT yang terjadi mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Laporan KDRT di Kota Kediri masih bisa diselesaikan dengan restorative justice atau mediasi.
Peringatan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember, menurut Vera patut menjadi refleksi untuk memahami hak-hak perempuan dalam rumah tangga. “Setiap ibu adalah pahlawan bagi anak-anak mereka,” kata Vera.
Tak sekedar memberi himbauan, sebagai ibu rumah tangga, Vera juga berusaha menjaga perannya sebaik mungkin, baik sebagai istri maupun ibu. Hal ini tentu saja sulit mengingat posisi Vera yang menjabat Kasat Reskrim. Namun sebagai ibu, dia berusaha keras membagi pikiran dan waktu, kapan menjadi polisi dan menjadi ibu rumah tangga. “Apalagi suami saya juga anggota TNI Angkatan Laut yang sama-sama memiliki kesibukan pekerjaan. Tentu menciptakan kuantitas kebersamaan dengan keluarga bukan perkara mudah,” katanya.
Selain menjaga komunikasi dengan pasangan, Vera juga berupaya fokus jika berurusan dengan rumah tangga. Termasuk memberi perhatian dan pendampingan kepada anaknya.
Ibu satu anak ini juga kerap memberi pengertian kepada anaknya terkait profesi orang tuanya. Apalagi usia putranya yang masih kanak-kanak dan masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Karena salah satu konsekuensi dari pekerjaannya sebagai anggota polisi adalah pindah tugas. “Selama ini anak saya belum pernah komplain soal itu,” ucapnya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW