KEDIRI – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kediri menggelar debat publik ketiga untuk kontestasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri 2020. Acara tersebut dilakukan di Hotel Insumo Palace, Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Kaliombo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Selasa 1 Desember 2020 malam.
Dalam debat terakhir, tema yang diangkat adalah Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik. Pasangan Calon (Paslon) menanggapi beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh panelis yang hadir secara langsung. Salah satu yang disinggung adalah persoalan difabel dan juga efektifitas belajar daring.
Dalam kegiatan, debat Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengatakan telah bertemu dan melakukan perbincangan dengan komunitas difabel Kabupaten Kediri. Menurut Dhito mereka penyandang disabilitas memiliki softskill yang baik. “Itu luar biasa dan tidak terduga, teman-teman difabel ada yang terampil dalam potong rambut, merias dan masih banyak lagi,” kata Dhito.
Dhito juga mengatakan, komunitas penyandang difabel yang ditemuinya memiliki kemampuan untuk menciptakan produk-produk UMKM yang berdaya saing. Bahkan bisa bersaing di tingkat Provinsi hingga Nasional. Walaupun mereka memiliki ke terbatasan, tetapi keterampilan mereka tidak kalah dengan mereka yang memiliki fisik sempurna.
Tidak hanya itu, putra Pramono Anung ini juga mengatakan diantara penyandang difabel itu ada beberapa yang memiliki kemampuan lebih dalam Teknologi Informasi (IT). “Maka saya tanya apa yang diharapkan teman-teman difabel untuk Kabupaten Kediri ke depannya,” lanjut Dhito.
Ternyata, apa yang dinyatakan para penyandang difabel adalah keinginan mereka untuk berkontribusi dan dilibatkan di dalam pemerintahan Kabupaten Kediri. Menanggapi hal tersebut Dhito mengatakan akan mengapresiasi harapan mereka dengan baik.
“Jika pada 9 Desember besok saya dan mbak diamanatkan, maka akan kami pastikan minimal dua persen dari kaum difabel akan kita pekerjakan di Pemkab Kediri,” tegasnya.
Sesuai tema yang diusung, selain mengapresiasi harapan penyandang difabel paslon Dhito Dewi juga akan memperbaiki sistem pendidikan. Di era digitalisasi masih ada beberapa daerah yang kesulitan sinyal. Hal itu tentu sangat berpengaruh dalam pendidikan secara daring saat ini.
Dhito mengatakan salah satu solusinya adalah memberdayakan guru kurir. “Guru kurir nantinya bisa mendatangi siswanya, nantinya akan kami minta untuk datang ke balai desa untuk memberikan modul dan melakukan pengajaran kepada pelajar,” kata Dhito.
Lebih dari itu, Dhito juga mengatakan akan membuat radio pendidikan yang nantinya akan melakukan kerjasama dengan balai monitoring di Surabaya. “Intinya, semua itu nanti akan kita rundingkan bagaimana caranya pendidikan bisa berjalan tanpa bingung sinyal,” pungkasnya.
Untuk diketahui, tim panelis yang dihadirkan KPU Kabupaten Kediri antara lain Dian Fericha (Akademisi), Kukuh Budi Mulya (Akademisi), Muflihul Hadi (Ombudsman RI Perwakilan Jatim), Iskandar Tsani (Akademisi), Yana S Hijri (Akademisi).(ADV)
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet