Bacaini.ID, BLITAR – DPRD Kabupaten Blitar memiliki kriteria ideal calon sekretaris daerah (sekda).
Bagi legislatif calon sekda harus punya pemahaman Kabupaten Blitar secara utuh. Sebab kedudukannya sebagai dirigen pelaksana semua kegiatan pemerintahan.
Calon sekda Blitar juga harus memahami karakter birokrasi dan kemampuan itu hanya dimiliki oleh ASN Pemkab Blitar.
Bukan calon sekda impor atau dari luar Kabupaten Blitar yang hanya mengusung kepentingan pragmatis berburu jabatan.
“Harus yang paham betul watak watuk wahingnya pemerintahan Kabupaten Blitar,” ujar Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar M Rifai kepada Bacaini.ID Rabu (1/10/2025).
Baca Juga: DPRD Blitar Tolak Sekda Impor: Kayak Tak Ada yang Pantas
Calon sekda Kabupaten Blitar juga harus memiliki rekam jejak kemampuan komunikasi lintas sektoral yang baik.
Piawai menjalin hubungan atau berkolaborasi lintas sektoral. Mampu membangun harmonisasi antara eksekutif dan legislatif.
Dengan demikian proses pembangunan akan berjalan lancar. Sebab kedua lembaga itu diibaratkan sebagai pasangan suami istri.
“Apakah sekda impor punya kemampuan itu?,” kata Rifai yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca Juga: Sekda Blitar Kabarnya Impor dari Luar Daerah, Ini Dinas yang Hampir Pasti Dikocok Ulang
Saat ini diketahui ada 5 pendaftar calon sekda Kabupaten Blitar yang dinyatakan telah lolos seleksi administrasi.
4 pendaftar calon sekda di antaranya merupakan ASN Pemkab Blitar. Yakni Khusna Lindarti yang kini menjabat Pj Sekda Kabupaten Blitar.
Agus Santosa yang saat ini menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar. Rully Wahyu yang saat ini menjabat inspektur Kabupaten Blitar.
Suhendro Winarso yang kini menjabat Kepala Bakesbangpol Kabupaten Blitar.
Sementara Priyo Suhartono diketahui satu-satunya pendaftar dengan status sebagai calon sekda impor atau dari luar Kabupaten Blitar.
Selain mendaftar di Pemkab Blitar, Priyo Suhartono diketahui juga berburu jabatan (calon sekda) di Pemkab Bojonegoro.
Saat ini Priyo menjabat sebagai sekda Pemerintah Kota Blitar.
Baca Juga: Soal Jabatan Sekda Pemkab Blitar Terkesan Slintutan
Rifai melihat munculnya nama sekda Pemkot Blitar sebagai salah satu pendaftar calon sekda di Kabupaten Blitar sebagai hal yang tidak lazim dan kurang etis.
Ada kesan Kabupaten Blitar hanya menjadi tempat pelarian. Pada sisi lain juga terkesan mengecilkan kualitas ASN di Kabupaten Blitar.
“Kalau memang tujuannya cari sekda impor, kenapa gak mengambil dari daerah paling jauh sekalian dari Blitar. Semisal Aceh atau Papua,” terang Rifai.
Baca Juga: Sekda Blitar Berikutnya Jaringan Kolega Bisnis Wabup Beky?
Menurut pandangan Rifai, sekda bukan sekedar puncak karir ASN, tapi juga cerminan dari berjalannya pembinaan dan SDM di Kabupaten Blitar.
Juga sekaligus bahan evaluasi ke depan. Ia berharap dalam pemilihan calon sekda ini, ASN Kabupaten Blitar lebih dihargai.
Bupati diharapkan lebih menghargai dan memberi kesempatan ASN Kabupaten Blitar ketimbang calon sekda impor yang rekam jejaknya belum diketahui.
Waktunya Bupati Blitar memberi kesempatan SDM terbaiknya sendiri. “Jangan karena kepentingan sesaat kemudian mengorbankan cita-cita dan harapan banyak pihak,” pungkasnya.
Penulis: Solichan Arif
