Bacaini.ID, KEDIRI – Rumah adalah kebutuhan dasar, namun bagi kebanyakan anak muda sekarang, mewujudkannya adalah mimpi.
Harga rumah naik lebih cepat ketimbang kenaikan gaji. Generasi Milenial dan generasi Z (Gen Z) memiliki tantangan tersendiri dalam usaha memiliki rumah.
Harga tanah dan properti yang selalu naik tiap tahun, membuat generasi muda kian sulit mewujudkan.
Ditambah lagi penghasilan yang tidak berbanding lurus dengan laju inflasi, yang membuat harga-harga kebutuhan hidup semakin mahal.
Ini sebabnya memiliki rumah bagi generasi muda sekarang seperti ‘mimpi’:
Harga Rumah Naik Lebih Cepat dari Gaji
Data Bank Indonesia di tahun 2024 menunjukkan harga rumah di Indonesia rata-rata naik 5–7% per tahun.
Sementara itu, kenaikan rata-rata gaji pekerja muda hanya sekitar 3–4% per tahun.
Artinya, kemampuan beli rumah tidak sebanding dengan inflasi harga properti.
Rasio Income to House Price
Dalam ilmu ekonomi, kemampuan membeli rumah diukur lewat rasio House Price to Income (HPI).
Idealnya, harga rumah maksimal 3–4 kali lipat dari pendapatan tahunan.
Namun faktanya, rasio ini bisa mencapai 13–15 kali lipat gaji tahunan pekerja muda.
Artinya, butuh belasan tahun menabung penuh tanpa jajan apapun hanya untuk beli rumah sederhana.
Perubahan Gaya Hidup dan Prioritas
Selain faktor harga, hal-hal berikut dihadapi anak muda:
• Beban cicilan lain seperti kredit motor, pinjaman pendidikan, dan gaya hidup digital mereka misalnya upgrade ponsel, langganan streaming, traveling dan lainnya.
• Prioritas bergeser. Sebagian lebih memilih investasi jangka pendek seperti saham, kripto, bisnis sampingan, dibanding KPR.
Tingginya DP dan Bunga KPR
Uang muka rumah (DP) umumnya 10–20% dari harga rumah. Dengan harga Rp600 juta, DP bisa Rp60- 120 juta, jumlah yang sulit terkumpul bagi fresh graduate.
Menurut data OJK, suku bunga KPR masih relatif tinggi, rata-rata 7–9% per tahun.
Apa Solusinya?
Kebutuhan pada tempat tinggal mau tak mau harus diprioritaskan untuk kepastian masa depan.
Untuk menghadapi banyaknya tantangan kepemilikan rumah di masa kini, beberapa langkah bisa diambil:
• Subsidi dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
Pemerintah memiliki program rumah subsidi dengan DP rendah dan bunga sekitar 5%. Memilih rumah subsidi adalah langkah yang paling rasional yang bisa diambil.
• Co-living
Tren tinggal bersama dengan sistem sewa jangka panjang, makin populer di kalangan milenial.
Patungan sewa rumah dengan beberapa teman, lebih murah daripada sewa apartemen atau kost.
• Investasi dini
Mulai menabung atau investasi sejak kuliah bisa mempercepat mimpi punya rumah.
• Hunian vertikal
Apartemen atau rumah susun lebih terjangkau daripada rumah tapak di kota besar.
Apalagi dengan adanya wacana pajak tinggi untuk rumah tapak di perkotaan, memilih hunian vertikal lebih aman untuk masa depan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif