Bacaini.ID, KEDIRI – Paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) jadi tren dan makin disukai dalam beberapa tahun terakhir.
Paylater memungkinkan konsumen membeli barang sekarang dan membayarnya nanti secara cicilan, bahkan seringkali tanpa bunga jika dibayar tepat waktu.
Layanan ini hadir di berbagai e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli, serta platform fintech seperti Kredivo, Akulaku, dan SPayLater.
Menurut laporan IDC Financial Insights 2024, penggunaan BNPL di Asia Tenggara tumbuh lebih dari 40% dalam dua tahun terakhir, dengan Indonesia salah satu pasar terbesar.
Data Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa transaksi paylater pada 2024 mencapai Rp 27 triliun, meningkat 25% dibanding tahun sebelumnya.
Databoks dalam penelitiannya mengenai profil pengguna paylater tahun 2023, terbagi dalam beberapa kelompok usia:
• usia 18-25 tahun, 26,5%
• 26-35 tahun, 43,9%
• 36-45 tahun, 21,3%
• 46-55 tahun, 7,2%
• >55 tahun, 1,1%
Mengapa Paylater Menarik Generasi Muda?
• Akses Mudah & Cepat
Cukup verifikasi KTP dan akun e-commerce, proses persetujuan BNPL bisa selesai dalam hitungan menit.
• Cicilan Ringan
Banyak penyedia menawarkan tenor 1–12 bulan dengan bunga rendah, bahkan 0% jika promo berlaku.
• Dorongan Konsumtif
Generasi muda lebih impulsif dalam berbelanja, dan fasilitas paylater membuat belanja besar menjadi terasa ringan di kantong.
Dampak Penggunaan Paylater
Paylater dapat menjadi hal positif bagi para pelaku usaha untuk mendukung penjualan mereka.
Mereka tidak lagi menanggung risiko kredit macet karena paylater menjadi otoritas marketplace atau jasa penyedia pembayaran.
Bagi konsumen sendiri, paylater memudahkan akses barang mahal seperti elektronik, gadget, atau fashion branded jadi lebih terjangkau.
Namun, ‘jabakan’ paylater juga membuat konsumen terjerat hutang dan penurunan skor kredit.
Ini akan menyulitkan mereka jika ingin mengambil kredit yang lebih besar misalnya untuk mengambil KPR, kredit mobil atau hutang bank.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif