Bacaini.ID, JAKARTA – Suasana teduh Hutan Kota Plataran di kawasan Gelora Bung Karno menjadi saksi pernyataan tegas yang dilontarkan oleh Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria. Dalam sebuah diskusi publik yang digelar Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, Dony menggulirkan wacana reformasi budaya kerja yang mengejutkan banyak kalangan, khususnya para pejabat di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan nada lugas dan tanpa basa-basi, Dony menyoroti kebiasaan-kebiasaan lama yang selama ini menjadi rahasia umum di lingkungan korporasi pelat merah. “Tidak boleh ada hutang budi, tidak ada tekanan dalam bekerja, dilarang main golf di hari kerja, protokoler dan ajudan berlebihan harus dihapus, dan istri dilarang ikut campur urusan kantor,” tegasnya yang disambut tepuk tangan para peserta yang hadir.
Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Dalam praktiknya, dunia BUMN kerap dicemari oleh perilaku-perilaku tidak etis yang dikemas rapi dalam bingkai ‘tradisi’. Salah satu contoh paling nyata adalah kegemaran bermain golf di hari kerja, yang bahkan sering kali difasilitasi oleh pihak vendor atau prinsipal, yakni mereka yang berkepentingan langsung dalam proyek atau pengadaan barang dan jasa.
Sumber Bacaini.ID di lingkungan BUMN memberikan kesaksian soal itu. “Di salah satu bank besar milik negara, kegiatan main golf para pejabatnya hampir seluruhnya dibayari vendor. Bahkan ada yang minta dibelikan stik golf, dipilihkan caddy yang cantik. Mereka enggak malu-malu,” katanya.
Praktik ini bukan sekadar pelanggaran etika kerja, tapi juga bisa tergolong sebagai bentuk gratifikasi dan konflik kepentingan menurut Undang-Undang yang berlaku.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sendiri telah lama mengendus pola semacam ini. Seorang pejabat internal KPK yang dihubungi Bacaini.ID menyebutkan bahwa banyak kasus suap dan kolusi di BUMN dan lembaga negara lainnya, yang dimulai dari “green field” alias lapangan golf.
“Golf bukan sekadar olahraga. Di situ ada transaksi, ada lobi proyek, bahkan kadang dirancang spesifikasi lelang proyek. Kasus Rudi Rubiandini di SKK Migas dulu adalah contohnya,” ungkapnya. Rudi Rubiantoro adalah mantan Kepala SKK Migas yang tertangkap bersama guru private golfnya dalam kasus suap besar.
Reformasi budaya kerja yang disuarakan Dony Oskaria ini menjadi sinyal kuat bahwa era ‘kenyamanan’ semu para pejabat BUMN sedang di ujung tanduk. Tidak lagi ada toleransi terhadap protokoler berlebihan, penggunaan ajudan bak pejabat negara, atau bahkan campur tangan keluarga dalam keputusan bisnis.
“Kalau ingin BUMN maju, budaya kerja harus dirombak dari akarnya. Bukan cuma soal efisiensi, tapi juga integritas,” tutup Dony, yang kini menjadi salah satu sosok kunci transformasi digital dan budaya kerja di Danantara, anak usaha strategis Kementerian BUMN.
Reformasi ini mungkin akan membuat banyak pihak merasa tak nyaman. Namun, jika BUMN ingin tetap relevan dan kompetitif, inilah saatnya bersih-bersih dimulai, bahkan dari lapangan golf.
Penulis: Danny Wibisono
Editor: Hari Tri W