Bacaini.ID, KEDIRI – Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai belum lama ini mengusulkan pembentukan Undang-Undang kebebasan beragama.
Undang-undang ini diwacanakan untuk memberi ruang para pemeluk agama di luar agama resmi sekaligus agar mendapat hak sama seperti pemeluk agama lainnya.
Selain mengakui enam agama resmi, pemerintah juga telah mengakui keberadaan aliran kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa.
Berikut beberapa aliran kepercayaan di Indonesia yang merupakan agama tradisional atau kepercayaan adat yang diturunkan dari leluhur.
Ugamo Malim
Merupakan agama tradisional masyarakat Batak. Para penghayat aliran kepercayaan ini disebut Parmalim.
Ugamo Malim adalah agama asli Nusantara. Parmalim meyakini satu Tuhan sebagai pencipta alam semesta, disebut sebagai Mulajadi Nabolon, Sang Awal Penjadi Yang Agung.
Kaharingan
Adalah agama asli suku Dayak, Kalimantan. Saat ini Kaharingan menjadi salah satu agama leluhur di Indonesia yang masih bertahan.
Penganutnya sebagian suku Dayak, khususnya yang berdiam di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Kaharingan artinya tumbuh atau hidup. Penganut Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau Pencipta Alam Semesta yang mempunyai sebutan berbeda-beda di tiap daerah.
Ranying Hatalla Langit, Suwara, Yustu Ha Latalla, adalah beberapa penyebutan untuk Tuhan.
Kaharingan dianut secara turun temurun dan dihayati oleh para penganutnya di Kalimantan.
Aluk Todolo
Agama asli suku Toraja. Pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama Hindu, sehingga kerap disebut sebagai Hindu Alukta.
Aluk Todolo adalah salah satu agama tertua yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup konfusius dan agama Hindu.
Aluk Todolo bersifat panteisme yang dinamistik. Keyakinan keagamaan dan filosofis yang menganggap bahwa realitas, semesta dan alam adalah identik dengan Tuhan atau entitas tertinggi.
Aluk Todolo sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Toraja yaitu ‘aluk’ dan ‘todolo’.
Kata aluk memiliki arti aturan atau cara hidup, sementara todolo berarti nenek moyang, yang berarti agama para leluhur, atau cara dan aturan hidup para leluhur.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif