Bacaini.ID, KEDIRI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada pengelola media televisi dan media online untuk memberi ruang terhadap siaran ramadhan demi membangun karakter dan akhlak bangsa.
Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan, mengatakan ada dua pertimbangan mengapa bulan Ramadhan sangat penting untuk dihormati. Pertama, selama sebulan penuh, umat Islam melaksanakan ibadah puasa dengan berbagai amalan utama dalam rangka penguatan iman dan taqwa.
Kedua, secara praktis, keseharian umat Islam selama bulan Ramadhan mengalami penyesuaian. Oleh karena itu, diperlukan suasana yang kondusif.
“Hal ini sepatutnya dipahami dan dihormati berbagai kalangan, termasuk oleh kalangan media penyiaran. Atas dasar itulah, diperlukan tanggung jawab sosial media penyiaran dalam memproduksi, mereproduksi, dan mendistribusi tayangan siaran Ramadhan,” kata Buya Amirsyah dikutip dari laman mui.or.id.
Buya Amirsyah menambahkan, penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
Terlebih di tengah kemajuan teknologi digital, amplifikasi konten media penyiaran konvensional berkonvergensi dengan platform media sosial, mengalami akselerasi penetrasi lintas batas ruang publik dan domestik.
MUI menilai, penguatan akhlak bangsa sebagai wujud kesalehan sosial, dengan dukungan media penyiaran, semakin relevan dan urgen (penting) dilakukan.
Dengan demikian, siaran Ramadhan telah dan harus terus memberi kontribusi positif pada upaya bersama untuk menghormati dan menjaga spirit ibadah Ramadhan dalam penguatan kesalehan, baik secara personal maupun sosial.
“Memantapkan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, kecintaan pada sesama dengan saling berbagi sebagaimana spirit ajaran zakat, meneguhkan tiga pilar ukhuwah (persatuan): Islamiyah, Wathaniyah, dan Basyariyah, dengan menolak segala bentuk polarisasi akibat residu sosial-politik yang merusak ukhuwah,” ungkap Buya Amir.
Penulis: Hari Tri Wasono