Bacaini.ID, BLITAR – Jejak keluarga Fokker di kawasan perkebunan kopi Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur masih terlihat sebagai bangunan tua yang tak terawat.
Serupa kejayaan perkebunan kopi Soso yang telah lama pudar, peninggalan itu tidak lebih dari pondasi bangunan dengan puing-puing yang di sana-sini dikepung semak belukar.
“Warga sini tahunya dulu bangunan milik tuan Fokker,” demikian yang pernah dituturkan Kinan, warga setempat.
Anthony Fokker merupakan pembuat pesawat tempur yang namanya dinisbatkan pada karyanya. Sebuah pesawat tempur andalan Jerman dan Belanda pada masa Perang Dunia.
Dalam buku The Flying Dutchman Who Shaped American Aviation, Anthony Fokker diketahui lahir 6 April 1890 di Blitar, di sebuah rumah sakit wilayah karesidenan Kediri.
Orang tua Fokker, yakni Herman Fokker dan Anna Fokker seorang kebangsaan Belanda. Herman keturunan keluarga tajir pemilik kapal dan pedagang di Middelburg, Belanda.
Pada masa kolonial Belanda, Herman Fokker dikenal sebagai pemilik sekaligus pengelola perkebunan dan pabrik kopi di Soso Kabupaten Blitar.
Herman Fokker dengan Nederlansche Handel Maatschppij, yakniperusahaan dagang Belanda memegang monopoli ekspor pada tahun 1824.
Pada 24 September 1880 ia juga memperoleh hak pengelolaan perkebunan kopi seluas 500 hektar yang pada masa itu, kopi Soso dikenal di pasar Eropa.
Herman mulai mengajak istrinya tinggal di perkebunan Nyunyur Desa Soso Blitar pada tahun 1888. Kemudian lahirlah dua anak yang salah satunya Anthony Fokker.
Perkebunan Nyunyur di Desa Soso diketahui berada di sisi selatan Kabupaten Blitar, lereng Gunung Kelud.
Anthony Fokker tinggal di kawasan perkebunan Soso, Blitar hingga usia 4 tahun. Sebab pada 1894 keluarga Herman Fokker kembali ke Harlem Belanda dan menetap di sana.
Herman menjual perkebunan Nyunyur Soso kepada keluarga Philips Evers dari Den Haag Belanda pada 1896.
Sementara itu di Belanda, Anthony Fokker yang telah tumbuh remaja oleh Herman diizinkan menimba ilmu ke Negara Jerman.
Bocah Belanda kelahiran Blitar itu menekuni desain dan pembuatan mobil, namun kemudian lebih takjub pada mesin terbang yang saat itu baru dikembangkan.
Pada usia 20 tahun atau tahun 1910, Fokker membuat pesawat pertamanya dan diuji cobanya sendiri, namun remuk lantaran menabrak pohon.
Pada tahun 1911 uji coba keduanya juga gagal. Pesawat yang diterbangkannya sendiri itu hancur karena terjatuh.
Pada tahun 1912 Anthony Fokker mendirikan pabrik pesawat kecil dan sekolah penerbangan di dekat Berlin, Jerman.
Pesawat karyanya ternyata banyak peminat, terutama Korps Udara Jerman.
Pasca Perang Dunia I, Fokker memindahkan industri pesawatnya dari Jerman ke Belanda, dan diberi nama Dutch Aircraft Factory.
Anthony Fokker, pembuat pesawat kelahiran Blitar itu tutup usia pada 23 Desember 1939 setelah 9 bulan (1922) hijrah ke Amerika Serikat.
Penulis: Solichan Arif