Bacaini.ID, KEDIRI – Tahun baru Imlek (China) baru saja dirayakan, yang itu sebelumnya didahului perayaan tahun baru Masehi 2025.
Selama ini diketahui ada beragam sistem kalender yang populer di masyarakat, di mana salah satunya yang paling kesohor adalah kalender Islam, Hijriyah.
Sementara terkhusus masyarakat Jawa juga memiliki sistem kalender sendiri, yang itu biasa diucapkan sebagai penanggalan Jawa.
Nyaris semua sistem kalender itu selalu mendasarkan pada perhitungan siklus bulan, matahari atau gabungan keduanya.
Yang tidak banyak diketahui, masyarakat di Asia Tenggara selama ini memiliki penanggalan tradisionalnya sendiri.
Mereka memakai bukan hanya untuk penanda waktu, tapi juga berguna dalam berbagai penanda aktivitas sosial, kultur maupun religi.
Dikutip dari Seasia News, beberapa sistem kalender yang ada di Asia Tenggara di antaranya:
Kalender Burma
Kalender Burma atau Myanmar calendar merupakan lunisolar calendar atau kalender suryacandra.
Kalender ini menggunakan fase bulan sebagai acuan utama, namun juga menambahkan pergantian musim dalam perhitungan tiap tahunnya.
Myanmar calendar atau kalender Burma ini sebagian besar berpatokan pada kalender Hindu dengan mencocokkan siklus musim setempat.
Kalender yang dirilis sejak Kerajaan Sri Ksetra tahun 640 M, masih digunakan hingga sekarang secara resmi, berdampingan dengan kalender Gregorian.
Kalender Burma digunakan untuk menandai hari raya tradisional dan festival tradisional lainnya.
Kalender Bali
Disebut juga kalender Pawukon atau Saka Bali. Sistem penanggalan dari Bali yang digunakan oleh masyarakat Hindu Bali di pulau Bali dan Lombok.
Kalender Bali memiliki keunikan karena tidak mutlak menggunakan perhitungan astronomis seperti Hijriyah maupun kalender Jawa.
Pada dasarnya, perhitungan kalender Bali mengacu pada posisi matahari dan bulan, namun dalam perhitungannya bisa dikompromikan hingga disebut sebagai penanggalan ‘konvensi’.
Kalender Khmer
Merupakan kalender tradisional Kamboja yang digunakan sejak meninggalnya Buddha di tahun 544 BCE.
Kalender Khmer menggunakan sistem lunisolar. Bulan menjadi acuan utama dalam perhitungan kalender Khmer, namun tanggal kalender disinkronkan dengan tahun matahari agar musim tidak berubah.
Kalender Khmer ini terkenal karena memiliki banyak hari libur yang disesuaikan dengan perayaan keagamaan.
Hingga kini, kalender Khmer masih digunakan secara resmi dalam pemerintahan Kamboja yang bersistem monarki.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif